AMBON, Siwalimanews – Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan vaksinasi booster secara gratis untuk masyarakat Indonesia.

Sasaran vaksinasi booster ditujukan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas de­ngan prioritas Lansia dan penderita imunokompromais dan sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau 2 kali suntik dan minimal 6 bulan setelah penyuntikan dua dosis.

“Vaksinasi booster ini penting bagi seluruh rakyat Indonesia diberikan sebagai komitmen dari pemerintah untuk melindungi seluruh mas­yarakat Indonesia dari ancaman COVID-19 dan ter­masuk varian-varian baru­nya,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (11/1) secara virtual.

Pemerintah akan memberikan vaksinasi booster dengan mempertimbangkan ketersediaan vaksin yang ada di tahun ini. Pasalnya jenis vaksin booster akan berbeda dengan ketersediaan vaksin tahun lalu. Selain itu pemerintah juga mempertimbangkan hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti dalam negeri maupun luar negeri.

Sekalipun pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi booster, namun Kota Ambon hingga saat ini belum bisa melakukan penyuntikan dosis ketiga itu, lantaran penyuntikan vaksin dosis kedua masih belum mencapai target dan hanya berada di bawah angka 60 persen.

Baca Juga: Hari Ini Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Dilaksanakan

“Jadi kita sekarang sudah 58 persen, kalau sudah mencapai 60 persen baru kita melakukan booster atau ketiga,” ungkap Walikota Ambon, Richard Louhenapessy kepada wartawan di Toisapu, Rabu (12/1).

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy yang dihubungi Siwalima mengungkapkan punyuntikan vaksinasi booster ketiga yang di anjurkan oleh Peresiden Joko Widodo belum dapat dilakukan di kota ini.

“Penyuntikan baru akan dilakukan setelah 60 persen. Sekarang kita sedang fokus untuk penyuntikan vaksin untuk anak-anak usia 6-11 tahun dulu,” jelasnya.

Lanjut Wendy, penyuntikan kepada anak harus mencapai 100 persen pada bukan Maret mendatang untuk memenuhi target 60 persen.

“Saat ini total vaksinasi dosis kedua baru mencapai 58 persen, dan untuk total lansia yang telah melakukan vaksinasi baru mencapai 68 persen.

Vaksin Anak Lancar

Sementara itu, hari kedua memantau jalannya pelaksanaan vaksinasi di empat lokasi, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy optimis dapat mencapai target.

Pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah memasuki hari kedua. Dan hari ini, Kamis (13/1) merupakan hari terakhir pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun.

Walikota menjelaskan, dari hari pertama pelaksanaan vaksinasi sudah mencapai 6.400-an.

“Hari pertama itu anak yang melakukan vaksinasi, dapat 6.400 sekian,” katanya.

Ia berharap dihari kedua pelaksanaan vaksinasi dapat mencapai 6.000 anak lagi sehingga paling tidak kota ini hampir mendekati targetan yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni 31.478 anak.

“Hari kedua ini taruhlah 6.000 anak itu artinya sudah 12.000 anak. Kalau misalnya tiga hari sudah mencapai 18.000-20.000 anak saja itu berarti paling tidak target kita sudah masuk,” bebernya.

Dikatakan, meski telah ditargetkan namun bukan berarti akan segera terpenuhi.

Karenanya, dia memaklumi hal tersebut. Dirinya juga berterimakasih kepada masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam mengikuti program vaksinasi massal.

Terimakasih kepada masyarakat yang sudah memberikan support yang luar biasa,” pungkas Louhenapessy.

Kombinasi Awal

Kombinasi vaksinasi booster yang mulai diberikan tanggal 12 Januari 2022 sesuai dengan pertimbangan para peneliti dalam dan luar negeri serta sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan ITAGI, antara lain, untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin dosis pertama dan kedua Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis Pfizer atau AstraZeneca.

Sedangkan untuk vaksin primer AstraZeneca atau vaksin dosis pertama dan kedua AstraZeneca akan diberikan vaksin booster setengah dosis Moderna.

“Ini adalah kombinasi awal vaksin booster yang akan kita berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada, dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI. Nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada,” ucap Menkes Budi.

Seluruh kombinasi ini, lanjut Menkes, sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM dan juga rekomendasi dari ITAGI. Kombinasi vaksin booster juga sudah sesuai dengan rekomendasi WHO di mana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog atau juga bisa vaksin yang berbeda atau heterolog.

Heterolog diartikan sebagai vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan dosis kedua. Sementara Homolog merupakan vaksinasi booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti vaksinasi dosis pertama dan kedua.

“Hal ini kembali diberikan keleluasaan kepada masing-masing negara untuk bisa menerapkan program vaksin booster yang sesuai dengan kondisi ketersediaan vaksin dan logistik sesuai dengan masing-masing negara pelaksana pemberian vaksin booster,” ujarnya.

Lebih lanjut Menkes menjelaskan beberapa penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa vaksin booster heterolog atau vaksin booster dengan jenis kombinasi yang berbeda menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster homolog atau vaksin booster dengan jenis yang sama.

Tak hanya itu, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster dosis penuh, dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan.

Vaksinasi booster ini akan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah seperti Puskesmas, rumah sakit pemerintah, maupun rumah sakit milik pemerintah daerah.

“Dengan adanya vaksin booster gratis ini kami tetap mempertahankan mekanisme vaksin Gotong Royong yang selama ini berjalan dengan kondisi bahwa vaksin ini tetap diterima gratis di masyarakat yang disuntik dan jenis vaksinnya tidak sama dengan vaksin program pemerintah,” ucap Menkes

Soal ketersediaan vaksin, pemerintah sudah memiliki  vaksin yang cukup baik yang berasal dari kontrak pengadaan vaksin tahun lalu yang pengirimannya akan tiba di awal tahun ini. Ada pula ketersediaan vaksin yang merupakan tambahan yang cukup signifikan dari vaksin donasi dunia baik melalui program kerjasama COVAX maupun program kerjasama bilateral.

Sebagai informasi sebelumnya COVAX memberikan komitmen bantuan terhadap 20% dari populasi Indonesia. Namun sudah dikonfirmasi akan ditingkatkan menjadi 30% dari populasi Indonesia kira-kira setara vaksinasi untuk 27 juta orang atau kira-kira setara dengan 54 juta dosis vaksin gratis yang bisa diterima pemerintah total dari tahun lalu dan tahun ini.(S-52)