AMBON, Siwalimanews – Makin menghangatnya suhu politik jelang Pemilu 2024 telah memunculkan berbagai gagasan untuk memboboti proses politik tersebut guna mencari dan menemukan formula yang tepat seraya memastikan bahwa proses politik yang terjadi tidak melulu tentang tahapan dan mekanisme saja.

Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memaknai proses politik dimaksud secara subtantif.

Ini diperlukan agar politik tidak dimaknai dari sisi pragmatisme kekuasaan semata tetapi adalah bagaimana menjadikan politik nilai dan gagasan serta etika lebih dominan, menjadi inti dalam semua tahapan dan pengambilan keputusan. Karena itu, figuritas calon kepala daerah dan wakil kepala daerah harus digali dari bagaimana hubungan antara ide dan gagasan untuk mengembangkan Maluku dan orang-orangnya dalam perspektif kemanusiaan serta dengan memadukan antara kecakapan kepemimpinan dan manajemen pengelolaan pemerintahan daerah.

Dalam konteks ini gagasan untuk menyandingkan tokoh sekaliber Jefry A. Rahawarin dengan Wahab Talaohu sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku pada pilkada 2024 yang akan datang menjadi relevan.

Hal ini diungkapkan salah satu tokoh senior Nahdatul Ulama (NU) Maluku, Yusran Salamun, kepada Siwalima, melalui pres releasenya, Senin (28/8).

Baca Juga: Survei LSI, JAR Ungguli Murad

Menurutnya, ketokohan Jefry Rahawarin sebagai calon gubernur Maluku paling populer saat ini merupakan indikasi kerinduan akan publik Maluku pada kepemimpinan daerah yang rendah hati, visioner, tegas dalam pengambilan keputusan, peka pada masalah dan kebutuhan rakyat, dan mampu menjadi problem solver bagi percepatan pembangunan daerah.

Sedangkan figur Wahab Talaohu adalah tokoh muda Maluku yang telah banyak berkiprah di pentas politik nasional sejak reformasi 1998 digulirkan.

“Talaohu adalah tokoh muda, cerdas dan memiliki rekam jejak yang sempurna untuk mengak­selerasi kemajuan daerah kepulauan seperti Maluku dalam kecepatan yang tidak biasa-biasa saja,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, Wahab Talaohu adalah tokoh muda NU. Yang dapat menyandingkan Jefry Rahawarin, yang merupakan senior dan purnawirawan TNI AD dengan Wahab Talaohu yang memiliki visi pembaharuan yang tajam, serta refresentase NU akan menjadi kombinasi yang ideal bagi Maluku.

“Kalau Jefry Rahawarin dan Wahab Talaohu disandingkan maka ini akan menjadi pasangan yang ideal karena mereka adalah perpaduan dari nasionalisme, religiusitas, dan moderasi. Mereka juga adalah kombinasi anak adat Maluku Tenggara dan Maluku Tengah yang selama ini menjadi sentra pasar kepemimpinan daerah, budaya, politik dan ekonomi daerah,” tandasnya.

Sebagai warga nahdiyin, lanjut Yusran, ormas Islam terbesar di Indonesia dan Maluku, tentunya mendorong dan mengharapkan agar pasangan ini bisa diwujudkan untuk membawa Maluku menjadi lebih baik lima tahun ke depan melalui pilkada 2024 nanti.

Yusran mengharapkan agar publik Maluku dapat menggu­nakan momentum pilkada 2024 yang akan datang dengan lebih baik dan bijaksana. Sebab Ma­luku dalam banyak sektor masih sangat tertinggal dari kebanyakan daerah lainnya di Indonesia.

“Maluku butuh kepemimpinan daerah yang mampu meramu segenap potensi dan sumber daya daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi tingkat kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan, mampu mendengar dan memahami suara hati rakyatnya dan yang lebih penting, mampu memak­simalkan potensi kelautan Maluku yang luasnya mencapai 94 persen dari wilayah Maluku. Kriteria itu hanya ada pada kombinasi kepemimpinan antara Jefry Rahawarin dan Wahab Talaohu,” katanya. (S-08)