Cuaca ekstrim masih terus terjadi di wilayah Maluku baik itu intensitas hujan tinggi,.angin kencang maupun.gelombang tinggi.“Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Maritim Ambon mengeluarkan peringatan akan adanya gelombang tinggi di sejumlah perairan di Maluku, “Gelombang dengan tinggi 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi di Laut Seram, Perairan Buru, Perairan Pulau Ambon hingga Pulau Lease, Perairan Selatan Seram, Laut Banda dan Perairan Aru.“Sementara untuk tinggi gelombang 2,50 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Perairan Sermatang hingga Leti, Perairan Babar, Perairan Tanimbar, Perairan Kai dan Laut Arafuru.

Gelombang tinggi ini terjadi dikarenakan, terdapat pusat tekanan rendah 1006 hPa di Barat Daya Sumatera dan pola angim terpantau di wilayah Samudra Pasifik Utara Halamahera.

Sementara pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Selatan ke Barat dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari Timur Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa, Laut Banda, Perairan Yos Sudarso, dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.“Untuk itu, BMKG Stasiun Maritim Ambon berharap kepada seluruh masyarakat atau nelayan, agar memperhatikan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Untuk perahu nelayan dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang diatas, 1,25 meter. Untuk kapal tongkang dilarang berlayar dimana kecepatan angin diatas 16 knot dan tinggi gelombang 1,5 meter“Sedangkan kapal ferry dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang diatas 2,5 meter, sementara kapal ukuran besar seperti kapal kargo/ kapal pesiar dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang diatas 4, 0 meter.

Pemda dan intansi terkait baik BMKG maupun BPBD harus terus menginformasikan dan mensosialisasikan cuaca ekstrim  yang terjadi ini kepada masyarakat.

Baca Juga: Migas, Berkah atau Bencana?

Disisi yang lain warga yang khususunya berada di bantaran sungai, lereng-lereng bukit maupun nelayan.harus tetap siaga terhadap bencana yang terjadi dengan tetap memperhatikan seluruh informasi yang disampaikan pemda.“Warga harus tingkatkan kewaspadaan sehingga kondisi apapun yang terjadi warha sudah siaga.

Tentu kita tidak mengharapkan bencana terjadi dan menimpa warga tetapi.langkah antisipasi dengan mengikuti seluruh.saran dan informasi pemda itu perlu. Saling mendukung dan saling kerjasama harus terus ditingkatkan sehingga upaya mencegah bencana dapat diminimalisir dengan baik. (*)