AMBON, Siwalimanews – Kendati pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  Nadiem Makarim bahwa belajar tatap muka resmi dilakukan Januari 2021 dan anak wajib swab tes sebelum sekolah.

Namun, Walikota Ambon Richard Louhenapessy menegaskan, meskipun proses belajar mengajar tatap muka tetap dilaksanakan, langkah swab tes kepada siswa tidak akan dilakukan.

Walikota mengaku, dirinya sama sekali belum mengetahui soal informasi yang diturunkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)  terkait, harus dilaksanakan swab tes pada siswa yang hendak melakukan proses belajar mengajar awal tahun 2021 nanti.

“Nggak ada penjelasan itu. Sama sekali tidak ada. Penjelasan resmi hanya 2021 boleh belajar tatap muka tapi tergantung kepala daerah masing-masing. Yang saya lihat dan khawatir jangan sampai orang tua tidak berani izinkan anaknya sekolah tatap muka. Misalnya itu terjadi, lalu guru ambil tindakan karena tidak masuk, itu bisa jadi masalah. Maka harus kita tegas mengambil kebijakan itu,” tandas Louhenapessy, kepada wartawan di Marina Hotel, Kamis (17/12).

Dikatakan, proses belajar mengajar tatap muka saat ini juga sementara direncanakan akan dikaji ulang.

Baca Juga: Unpatti Wisudakan 1.547 Sarjana

Menurutnya apabila, Kota Ambon sudah boleh memasuki zona hijau maka proses tersebut akan dilaksanakan.

“Kita akan kaji dalam waktu dekat. Kalau sampai Januari tahun depan misalnya kita bisa kendalikan betul dan dia turun sampai di zona hijau, maka kita akan ujicoba dulu. Mungkin untuk sekolah-sekolah tertentu dulu. Semua tergantung zona dan kondisi. Katakan kalau sudah diawali juga dengan vaksinasi misalnya itu kita pertimbangkan,” jelasnya.

Kata dia, mengingat Kota Ambon sampai dengan saat ini masih berada di zona orange, dan ada kecenderungan akan memasuki zona merah apabila skoring zonasi kembali bermain, oleh sebab itu dirinya tak mau mengambil resiko.

Bahkan dirinya mengungkap­kan, keputusan yang diambil oleh Menteri Dikbud Nadiem Makarim baik adanya, hanya saja tetap harus disesuaikan dengan keadaan di daerah, sebab ada kemungkinan timbulnya klaster baru apabila Pemkot tetap mau mengambil kebijakan tersebut.

“Kalau kita sudah sampai ke tingkat zona kuning, itu kita akan pertimbangkan betul. Kalau hijau oke, karena anak-anak itu kan sangat sulit untuk kita koordinir mereka. Mereka belum memahami dan mengetahui secara baik. Jadi kalau mereka ketemu dalam komunitas mereka, maka bisa saja timbul klaster baru,” ujarnya.

Walikota menegaskan, dirinya tetap tak mengambil resiko terkait dengan hal tersebut. “Tapi itu akan sangat cepat untuk menimbulkan klaster baru karena mereka pasti tidak akan cuci tangan, mereka pasti tidak akan pakai masker karena dianggap mengganggu dan itu pasti akan berbahaya sekali untuk mereka,” akuinya.

Dirinya mencontohkan, kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan di Jawa pada akhirnya menimbulkan klaster baru, sehingga dirinya menegaskan pihaknya tetap akan telaah hal tersebut dengan lebih hati-hati sebab baginya, keselamatan warga nomor satu.

Pemkot sangat hati-hati, sangat hati-hati sekali siapkan format belajar tatap muka yang sesuai rencana Januari 2021 sebab ini menyangkut anak-anak. Khan hukum yang tertinggi adalah keselamatan rakyat,” cetus walikota.

Sementara itu, Menteri Dikbud RI Nadiem Makarim mengungkapkan, belajar tatap muka resmi Januari 2021, anak wajib swab test sebelum sekolah.  Mulai Januari 2021, rencananya sekolah sudah bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.(Cr-6)