AMBON, Siwalimanews – Stasiun pengisian kendaraan hidrogen akan diberlakukan di indonesia dan Senayan, Jakarta jadi yang pertama penerapan Hydrogen Refueling Station (HRS) milik PT. PLN (Persero).

Pelaksana tugas Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, dalam rilisnya Kamis (22/2) mengatakan, hadirnya HRS merupakan upaya dan inovasi PLN dalam pembangunan ekosistem hidrogen secara end-to-end di Indonesia.

Dalam acara yang turut dihadiri, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Vivi Yulaswati, Anggota Komisi VII DPR yang juga menjadi Hydrogen Ambasador, Dyah Roro Esti, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Kepala Sekretariat Just Energy Transition Partnership, Edo Mahendra.

Hadir juga Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional, Eniya Listiani Dewi, Walikota Jakarta Selatan, Mundjirin. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, serta jajaran Direksi PLN.

Hutajulu mengaku, ini merupakan bukti komitmen Indonesia dalam transisi energi.

Baca Juga: Kapolres Pulau Buru Berganti

“Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif sektor transportasi ini mampu  mengurangi emisi karbon secara signifikan, terangnya.

Seperti diketahui, sektor transportasi berkontribusi 44 persen dari total emisi karbon di Indonesia. Sehingga hidrogen berperan strategis dalam transisi energi.

Khususnya dalam sektor transportasi, kendaraan berbasis hidrogen tak memiliki emisi.

Sementara pengembangan hidrogen menjadi bukti komitmen Indonesia dalam memperluas akses terhadap teknologi yang mudah dijangkau dan bersih,” terangnya.

Terkait hal ini, pihaknya mengapresiasi PLN dalam peresmian HRS pertama di Indonesia ini.

Menurutnya, ini karya nyata dalam mendukung transisi energi di Indonesia karena PLN mampu menunjukkan karya nyata dan bukti konkret untuk memproduksi energi hidrogen.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo juga menambahkan, perkembangan teknologi transportasi hijau berkembang sangat cepat, mulai dari kendaraan listrik hingga kini kendaraan hidrogen.

“PLN terus melakukan inovasi untuk memfasilitasi setiap perkembangan teknologi,” kata Darmawan.

“Kami terus melakukan inovasi agar terus menjadi pionir dalam mendukung transformasi hijau di sektor transportasi secara end-to-end. Ada lagi teknologi green hydrogen menggunakan fuel cell. PLN siap mendukung transformasi green transportation, baik itu EV maupun hidrogen,” jelasnya.

Hidrogen untuk HRS Senayan ini dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang.

“Total GHP tersebut mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen. Dimana 75 ton hidrogen ini digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen,” ujarnya

Menurutnya total kapasitas produksi green hydrogen tersebut bisa digunakan untuk 438 mobil dalam setahun, dengan asumsi setiap mobil menempuh jarak 100 km/hari.

Sementara dari sisi biaya operasional, kendaraan hidrogen ini juga lebih murah dibandingkan kendaraan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau kendaraan listrik. Dengan harga BBM Rp 13.000/liter, maka biaya operasional kendaraan listrik per 1 km-nya sebesar Rp1.300.

Kendaraan listrik dengan biaya pengisian di SPKLU ultra fast charging per kWh sebesar Rp3.700,-, maka biaya operasional per 1 km-nya Rp 550,-. Sementara harga hydrogen dari GHP PLN saat ini Rp2,3 USD/kg. Maka biaya operasional per 1 km-nya Rp 270.

Tetapi penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar bersih juga bisa menghemat impor BBM hingga 1,59 juta liter per tahun dan mampu mereduksi emisi hingga 4,15 juta ton CO2 per tahun.

Dengan itu diharapkan, HRS akan menjadi pusat inspirasi bagi pihak-pihak terkait untuk berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem energi bersih yang lebih luas.

“Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penerapan teknologi energi baru yang berkelanjutan, menjadikan negara ini sebagai contoh bagi negara-negara lain di dunia,” tandasnya.(S-25)