AMBON, Siwalimanews – Sejumlah persoalan yang selama ini menjadi faktor penghambat kemajuan Kabupaten Kepualauan Tanimbar berhasil ditekan walaupun tidak signifikan. Penegasan ini disampaikan langsung Bupati Kabupaten Kepualauan Tanimbar, Petrus Fatlolon saat menggelar HUT yang ke 21, 4 Oktober lalu.

Fatlolon menjelaskan, pada HUT 21 tahun ini ada beberapa indikator kemajuan yang sudah dicapai pemerintah daerah bersama masyarakat baik bersifat Mikro maupun makro, kendati masih ada hambatan-hambatan yang menghantui pembangunan.

“Harud diakui juga masih ada hambatan-hambatan yang kita harus akui itu ada, kalau kita bicara kemajuan-kemajuan baik itu, bersifat mikro maupun makro, ada puluhan indikator, satu diantaranya kemiskinan dan kalau kita bicara kemiskinan itu maka ada 30 indikator,” ujarnya.

Dijelaskan, untuk indikator kemiskinan memang angka kemiskinan mengalami kenaikan meskipun itu tidak signifikan atau hanya 28.08 persen yang sebelumnya berhasil turunkan menjadi 27,25 di tahun 2019.

Sedangkan angka Indeks Pembangunan manusia berhasil ditingkatkan dari 62,36 persen naik menjadi 62,86 yang secara tidak langsung mengalami kenaikan walaupun naiknya tidak signifikan tetapi mengalami trend kenaikan.

Baca Juga: Bupati Launching BSB bagi KPM PKH

Indikator yang lain, kata Fatlolon ada pada kondisi rumah layak huni, dimana sesuai dengan RPJMD targetnya itu ada 5000 rumah yang harus kita benahi tetapi sampai dengan tahun ketiga ini sudah 60 persen dari target 5000 yang dibenahi atau sebanyak 3.002 rumah dengan anggaran baik anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten  maupun dari APBD Provinsi dan juga APBN.

“Saya ingin garis bawahi dari target 5000 unit rumah sudah ter­-lak­sana 3.002 rumah. Jadi 60,04 persen dari target RPJMD,” tegasnya.

Indikator kemajuan lainnya, ialah inflasi yang berhasil ditekan turun meskipun tidak signifikan dari 3,72 dan berhasil ditekan hingga 3,63 persen atau turunnya, sehingga tidak signifikan. Indikator berikutnya ialah angka harapan hidup dimana berhasil juga ditekan naik dari 63,20 naik menjadi 63,32 persen, sehingga mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan.  Kemudian angka kematian Ibu Hamil dimana pada tahun 2018 sebanyak 3 ibu hamil yang meninggal tetapi pada tahun 2019 hanya 2 ibu hamil yang meninggal karena itu indikator ini berhasil kita tekan turun sedangkan untuk kematian bayi juga mengalami penurunan dimana tahun 2018 35 bayi meninggal tetapi pada tahun 2019 hanya 27 bayi yang meninggal.

Dibidang Infrastruktur, terutama yang pelayanan kesehatan dimana untuk tahun ini KKT sedang membangun rumah sakit yang memenuhi standar pelayanan yaitu RS PP Margerety yang lokasinya akan dipindahkan ke Upulara dengan statusnya naik tipe D yang ditargetkan menjadi tipe C dengan menelan anggaran Rp78 M lebih.

“Tahun depan kita juga meng­anggarkan dana untuk menyele­saikan Upularat PP Margertety di Upularat. Dibeberapa tahun terakhir ini kita ada membangun beberapa puskesmas baru di beberapa kecamatan. Hampir 10 puskesmas yang bangun. Tahun ini sendiri ada di Adaut. Waturu. Dengan anggaran yang cukup besar baik bersumber dari APBD maupun APBN,” tandasnya.(Cr-2).