AMBON, Siwalimanews – Hujan lebat yang meng­guyur Kabupaten Maluku Barat Daya sejak Kamis 19 Januari menyebabkan, ban­jir bandang di Desa Rot­nama, Kecamatan Mdo­na Hyera pada Minggu (22/1).

Dilaporkan, puluhan ru­mah tergenang banjir dan sejumlah falisitas umum, rumah warga serta fasilitas seperti jalan juga rusak dihantam banjir.

Pemerintah Kabupaten MBD yang sementara me­nyelesaikan persoalan ta­ng­gap darurat terhadap ben­cana gempa beberapa waktu lalu, langsung ber­ge­rak cepat memberikan menyalurkan bantuan tang­gap darurat.

“Kita sudah mengeluarkan bantuan sosial lewat angga­ran bantuan tidak terduga (BTT) untuk membantu kor­ban bencana alam yang di­alami 63 kepala keluarga dan 247 jiwa di Desa Rotnama,” kata Kepala Pelaksana BPBD MBD, James Likko, dalam rilis yang diterima Siwalima tadi malam.

Ia mengaku, sesuai laporan dari pemerintah desa, sejumlah fasilitas umum seperti jalan maupun rumah rusak.

Baca Juga: Wakapolda Tatap Muka Bersama Warga Porto

Untuk itu pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa maupun aparat TNI/polri untuk segera mengambil langkah cepat.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan Polsek melalui Bhabinkamtibmas setempat dan mengambil beberapa langkah teknis dalam penanganan musibah yang terjadi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, sesuai informasi yang diterima, banjir yang terjadi di Desa Rotnama akibat adanya hujan deras selama tiga hari tanpa henti sehingga meluap sungai kecil yang berada disekitar desa.

Selain itu diperparah dengan tersumbat aliran sungai sehingga air meluap kemana-mana.

“Ada sungai kecil yang berada disekitar desa dan meluap karena intensitas curah hujan yang tinggi. Juga adanya aliran sungai yang tertutup material tanah sehingga menghambat aliran air,” jelasnya.

Kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan untuk dapat membantu menormalisasi sungai tersebut sehingga dapat mencegah luapan air masuk ke dalam desa.

Selain itu, lanjutnya, Pemkab MBD juga telah berkoordinasi dengan para pengusaha lokal di Kecamatan Mdona Hyera untuk segera membantu menyalurkan bantuan bahan pangan, sehingga tidak mengalami keterlambatan penanganan korban bencana.

“Ini disebabkan karena perma­salahan transportasi angkutan bantuan dan kondisi cuaca alam yang kurang bersahabat, mempengaruhi pendistribusian bantuan dari Tiakur.

“Akibat banjir dan genangan air yang masuk di desa maka, hampir sebagian besar masyarakat desa mengalami kerugian. Banyak barang elektronik dan bahan makanan warga yang terendam air, maka perlu penanganan secepatnya,” tuturnya.

Ia berharap, penanganan darurat pasca bencana banjir dapat segera direalisasikan dan masyarakat dapat kembali beraktifitas normal. (S-09)