AMBON, Siwalimanews – Direktur Utama PT Millon Limbah Ambon Alex Candra memastikan, akan selalu aktif untuk mengurangi sampah plastik yang sering mencemari laut. Pasalnya, pabrik daur ulang sampah plastik ini per bulan bisa mendaur ulang kurang lebih 150 ton sampah plastik.

Artinya, dalam sehari ada sekitar 6 ton sampah yang diolah menjadi butir-butir plastik. Dimana sebelunya menjadi butiran plastik, sampah-sampah plastik ini akan dikumpulkan kemudian dipilah dan dicuci, kemudian akan diolah menjadi biji plastik, baru kemudian dikirim ke pabrik milik perusahaan ini juga di Surabaya untuk kemudian dioleh menjadi berbagai barang.

Butiran plastik merupakan bahan jadi yang akan diproses menjadi berbagai jenis barang plastik untuk kemudian dipasarkan lagi dan bernilai ekonomis. Bahkan saat ini, tambahnya, pihaknya sementara berupaya agar ke depan, bukan hanya sampah plastik yang diolah, tetapi juga jenis sampah lainnya.

“Harapannya dengan adanya pabrik ini, dapat berikan sumbangsih aktif terhadap pengurangan sampah yang bocor ke laut, mengingat Ambon secara geografis dikelilingi laut, dan warganya sebagian besar hidup di pesisir. Selain itu, dengan ini kita bisa berkontribusi dalam ekonomi dan sosial dengan merubah taraf hidup masyarakat, terutama karyawan kami, para pemulung dan juga berdampak pada ekosistem laut,” ucap Chandra kepada wartawan usai peresmian pabrik tersebut di Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Jumat (26/5).

Sementara itu, Direktur Perumahan dan Pemukiman, Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti mengaku, berdirinya pabrik daur ulang plastik ini akan memberikan pengaruh positif kepada persoalan sampah di kota ini. Namun tentu, harus dibarengi dengan usaha-usaha lain, karena hanya sebagian sampah yang ditangani saat ini.

Baca Juga: Pembangunan Kesehatan Unsur Penopang Peningkatan IPM

“Ini baru berlangsung kurang dari 2 tahun, dan ini satu progres yang baik, hasil evaluasi sangat baik, namun harus dibarengi dengan usaha lain, karena hanya sebagian sampah yang ditangani sekarang, dan masih banyak yang cukup besar yang harus dipikirkan solusinya agar tidak bertumpuk di TPA,” tuturnya. (S-25)