AMBON, Siwalimanews – Musda IX DPD Partai Golkar Kota Ambon yang ditunda meninggalkan sejumlah persoalan, termasuk dengan dugaan adanya politik uang yang mengalir dengan tujuan memenangkan salah satu kandidat Ketua DPD.

Dua hari pasca musda ditunda, dugaan ini diperjelas dengan adanya pengakuan dari Ketua Golkar Kecamatan Teluk Ambon Pemy Souissa, yang menuding Elly Toisutta membangi-bagikan uang dengan tujuan mengalihkan dukungan suara dari Max Siahay.

Kepada Siwalima, Sabtu (12/9), Souissa mengungkapan, jika awal dari proses bagi-bagi uang di dimulai saat Zeth Pormes yang juga tim pemenangan Elly Toisutta mengontak dirinya dan menyampaikan penyesalan karena awalnya mendukung Max Siahay padahal Siahay tidak memiliki ijazah dan akan digugurkan

Anggota DPRD Kota Ambon itu bahkan berusaha menyakinkan Souissa kalau jika Siahay akan gugur setelah dilakukan pemeriksaan, karena tidak memiliki ijazah sesuai yang disyaratkan dalam Juklak Nomor 2 Tahun 2020.

“Zeth telepon beta lalu bincang-bincang kalau dia tidak tahu pak Max ini belum punya ijazah dan pas dia tahu dia langsung ambil sikap untuk lawan Max, dan dia sampaikan Pemi apapun resikonya Max pasti digugurkan,” jelasnya.

Baca Juga: Pimpinan Sidang tak Netral, Musda Golkar Molor

Mendengar penjelasan Zeth Por­mes, Souissa lantas memikirkan karir politik semua kader Golkar Teluk Ambon jika nantinya Max Siahay ke­mudian digugurkan dari pencalonan sebagai Ketua DPD.

Besoknya, pada 2 September, Zeth kembali menghu­bungi Souissa untuk bertemu dengan Fadli, salah satu tim peme­na­ngan  Elly Toisuta dengan tujuan di­antarkan bertemu dengan Elly. Se­dang­kan Zeth menjemput Sekretaris Golkar Teluk Ambon Ari Per­sulessy dan Ketua Kecamatan Nu­saniwe, Marlen Nikijuluw.

“Besoknya beta ditelepon Zeth dan disampaikan hal yang sama, lalu dong bilang nanti bakudapa dengan Fadli di muka Masjid An Nur dan dibawa ke ibu Elly, sementara beta duduk beta telepon Zeth dan dia katakan kalau ada ambil Sekretaris dan Ketua Ke­camatan Nusaniwe,” ujar Souissa.

Saat dirinya sementara duduk, ia disuruh untuk menandata­ngani surat yang dibuat oleh tim Elly Toisuta, namun dirinya menolak.

“Waktu beta duduk  tiba-tiba disuruh tanda tanggan surat yang dong buat sendiri, memang beta baca juga tapi kan dong ada banyak orang seng mungkin katong mau batalkan akang,” beber Souissa dengan dialeg Ambon yang kental.

Souissa kemudian beralasan tidak membawa cap dan meminta izin kembali ke rumah untuk mengambil cap. Namun tim Elly memaksa untuk ikut dan mengantar dirinya dengan mobil dinas Ketua DPRD Kota Ambon dengan nomor polisi DE 3.

Setelah kembali, ternyata Sekre­taris Golkar Teluk Ambon Ari Per­sulessy juga telah berada di rumah Elly Toisuta dan keduanya pun me­nandatangani surat pembatalan duku­ngan dengan alasan Max Sia­hay akan digugurkan saat kembali dilakukan verifikasi berkas.

Setelah surat itu ditandatangani, Elly meminta Fadli untuk meng­ambil uang dan diberikan kepada Ketua Ke­camatan Teluk Ambon dan Nusa­niwe masing-masing Rp 5 juta.

Uang tersebut, kata Souissa dibagikan dengan Ari Persulessy sebesar Rp 2 juta, sementara Rp 3 juta oleh Souissa dibagikan kepada pengurus Kecamatan Teluk Ambon yang lainnya. Namun setelah masuk dalam tahapan musda, dirinya kaget saat melihat Zeth Pormes memasukan berkas dukungan bagi Elly Toisuta kepada pimpinan musda.

Tak hanya Souissa, Ketua Kecamatan Nusaniwe, Marlen Nikijuluw juga menerima uang sebesar Rp 5 juta, sedangkan Ketua Kecamatan Leitimur Selatan yang tiba pada waktu malam juga menerima uang dari Marlen Nikijuluw.

Tolak Berkomentar

Elly Toisutta saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Minggu (13/9) terkait dengan pemberian uang kepada beberapa ketua kecamatan untuk menarik dukungan dari Max Siahay, dirinya menolak untuk berkomentar.

“Untuk sementara beta no comment,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua tim pemenangan Elly Toisutta,  Zeth Pormes yang dikonfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya, Senin (14/9) juga tidak menjawab panggilan telepon. (Cr-2)