AMBON, Siwalimanews – Perayaan Tahun Baru Imlek 2574 yang digelar warga keturunan Tionghoa di Audiotorium Unpatti Ambon, Minggu (23/1) malam, berlangsung meriah.

Acara megah bernuansa merah itu, turut dihadiri sejumlah Forkopimda Provinsi Maluku dan juga Kota Ambon, diantaranya  Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latief, Danlanud Pattimura Kolonel Pnb Tiopan Hutapea, Rektor Unpatti M J Saptenno, Rektor IAKN Yance Z Rumahuru, Kakanwil Kemenag Maluku, H Yamin, Pj Wali Kota Ambon Boedewin Wattimena, serta ribuan warga Tionghoa dan undangan lainnya.

Perayaan Imlek tahun ini berlangsung dibawah sorotan tema Bersama Kita Menjaga Kedamaian dan Bersatu Mempertahankan Rasa Persaudaraan.

Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Sadli Ie mengatakan, warga keturunan Tionghoa memiliki kontribusi besar di Kota Ambon dan Maluku secara keseluruhan, dalam membantu pemerintah serta turut mensejahterakan masyarakat Maluku.

Gubernur juga memberikan apresiasi kepada seluruh warga masyarakat keturunan Tionghoa atas dukungannya terhadap tugas-tugas pemda dalam upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Maluku.

Baca Juga: Jaga Stabilitas Harga, Bulog Pasok 840 Ton Beras ke Pasar

Perayaan Imlek bukan hanya menjadi milik masyarakat keturunan Tionghoa, tetapi telah membaur menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Maluku. Untuk itu, perayaan yang telah menjadi tradisi dan warisan budaya leluhur ini, harus terus dijaga dan dilestarikan.

“Ini sebagai bukti pengakuan, bahwa tradisi masyarakat Tionghoa telah membaur dan menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Dengan itu, esensi dasar dari perayaan Tahun Baru Imlek ini, sesungguhnya merupakan wujud kesadaran warga masyarakat keturunan Tionghoa, untuk mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas rezeki, kesuksesan dan keberhasilan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya.

Ini juga sebagai wahana untuk melakukan refleksi, evaluasi dan transformasi diri menuju manusia yang bijaksana, serta memiliki kepekaan sosial dalam meningkatkan kerukunan antar umat beragama

“Kebersamaan yang terjalin diantara warga keturunan Tionghoa dengan berbagai elemen anak bangsa, telah menjadi bukti semakin kokohnya kesadaran bersama untuk saling menghormati dan menerima perbedaan yang ada, sebagai wujud membangun kehidupan masyarakat yang multikultural secara aman dan damai, saling menghargai satu dengan yang lain serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,”ujarnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Simpati Ambon Edison Patty juga mengaku, sebelum tiba pada puncak perayaan Imlek ini, pihaknya telah menggelar sejumlah kegiatan sosial, yakni diantaranya, jalan sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, serta penyerahan bantuan sosial lainnya bagi warga di Kota Ambon.

“Dimasa pandemi, kami juga membagikan paket susu dengan menggandeng pelaku usaha susu ternama dan juga pihak Korem ke hampir seluruh desa, gereja dan masjid, pantai Asuhan serta lokasi lainnya di Pulau Ambon. Kami juga memberikan bantuan beras bagi warga di kota ini, didalamnya tukang becak, tukang sapu jalan, dan juga mahasiswa, lewat Universitas masing-masing,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Ambon, melaksanakan vaksinasi bagi lansia serta melakukan aksi sosial lainnya.

Sehubungan dengan tema yang diusung dalam perayaan Imlek Tahun ini, Patty mengatakan, itu bukan sekedar slogan semata, tetapi itu merupakan sebuah harapan dalam mewujudkan kedamaian di bumi Raja-Raja Maluku.

Dia juga mengingatkan, jelang momen politik 2024, tentu akan ada banyak perbedaan. Namun, hal itu jangan kemudian menjadi perpecahan antar sesama, yang telah terbangun selama ini.

“Untuk itu, lewat tema ini, mesti kita jaga kedamaian di Bumi Raja-Raja Maluku dengan rasa persaudaraan,” himbaunya.(S-25)