AMBON, Siwalimanews – Luas wilayah persawahan yang panen padi pada tahun 2020 di Maluku diperkirakan mencapai 29,64 ribu hektar. Jumlah ini mengalami kenaikan sebanyak 3,67 ribu hektar atau 14,12 persen dibandingkan tahun 2019 yang tercatat sebesar 25,98 ribu hektar.

Kabid Neraca Statistik Produksi pada BPS Maluku, Charles Anidlah menjelaskan, produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 119,83 ribu ton gabah kering gilimg (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 21,57 ribu ton atau 21,96 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 98,25 ribu ton GKG.•

“Jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 66,76 ribu ton. Jumlah ini, mengalami kenaikan sebanyak 12,02 ribu ton dibandingkan 2019 yang sebesar 54,74 ribu ton,” ungkap Charles dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Sabtu (7/11).

Sejak tahun 2018, BPS telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian ATR/BPN, Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA).

KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendeliniasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

Baca Juga: Bupati SBB Panen Raya Bersama Petani Waihatu

“Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja, tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras,” ucapnya.

Untuk produksi padi/beras produksi padi diperoleh dari hasil perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas. Luas panen tanaman padi di lahan sawah harus dikoreksi dengan besaran konversi galengan.

“Untuk luas panen tanaman padi di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap tidak ada (tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan). Produksi padi dan beras dihitung pada level kabupaten/kota,” tandasnya. (Cr-5)