AMBON, Siwalimanews – Jason Samuel Aldrick Noija dan Kanidya Christandira  Tuhumury berhasil meraih juara satu dalam ajang Duta Bahasa Provinsi Maluku tahun 2023, yang berlangsung di Swiss Belhotel, Sabtu (8/7).

Menyusul juara kedua diraih oleh Markus Matulessy dan Lieng Liliyanti Baranjanan dan juara lll diraih oleh Franselino Robert Carelsz dan Ita Juwita Padedeh. Sementara juara favorit diraih oleh Marco Stvyus Hetharia dan Marisa Enjely Rumengan.

Kedelapan pemenang ini berhasil menyisihkan 30 finalis yang kemudian diseleksi lagi menjadi 10 finalis oleh tim juri yang terdiri dari Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa; Valentino Latupapua (akademisi) dan Elviana pattiasina (anggota DPRD Provinsi Maluku).

Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Sekda Maluku, Petterson Rangkoratat  mengatakan, atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Maluku mengapresiasi yang tinggi kepada kepala kantor Bahasa Provinsi Maluku dan jajaran atas pembinaan dan perhatian terhadap  dan pengembangan bahasa di Provinsi Maluku.

“Sehubungan dengan itu ada beberapa hal yang saya ingin sampaikan, pertama memiliki entitas satu daerah dan bahasa Indonesia dikenal sebagai negara yang bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan walaupun di Indonesia terdapat jutaan bahasa daerah namun bahasa Indonesia adalah bahasa perekat bangsa dan menjadi penting bagi setiap warga negara untuk menguasainya, sehingga saya patut memberikan apresiasi kepada kepala Kantor bahasa Provinsi Maluku yang telah menyelenggarakan program penguatan bahasa untuk generasi bangsa kita di Maluku termasuk menyelenggarakan kegiatan pemilihan Duta Bahasa,” ujarnya.

Baca Juga: Banyak Jalan Rusak, Dewan Kecam Dinas PUPR

Kedua, kata dia,  Duta Bahasa merupakan generasi muda mitra pembinaan kebahasaan dan kesastraan yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia serta pelestarian bahasa daerah juga memiliki kemampuan berbahasa asing untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia ditingkat internasional.

Ketiga, Provinsi Maluku memiliki generasi penerus bangsa yang cerdas dan kuat untuk menjadi calon duta bahasa olehnya itu yang perlu kita lakukan saat ini adalah bagaimana membangkitkan minat generasi mudah untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar selain itu kita harus bertanggungjawab menambah wawasan generasi mudah tentang bahasa Indonesia dan mencari tunas muda yang mampu berbahasa Indonesia, berbahasa daerah dan berbahasa asing. Keempat, pemilihan Duta Bahasa malam ini merupakan ajang bergengsi antar sesama peserta untuk meraih predikat sebagai duta.

“Saya berharap bagi peserta jika nantinya belum terpilih sebagai pemenang tetaplah semangat, janganlah berkecil hati jika belum terpilih karena pasti ada pelajaran berharga yang diambil dari pengalaman pengalaman berharga yang diperoleh selama proses pemilihan,” katanya.

Kepada siapapun yang terpilih nanti, kata dia,  harus komitmen mencari mitra kerja dari kalangan generasi mudah untuk kumandangkan bahasa Indonesia yang baik dan benar semoga peserta dapat menguasai semua tahapan seperti pengetahuan kebahasaan, bahasa asing dan bahasa daerah.

“Mari jadikan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia dan dapat mempengaruhi hubungannya untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia dan dapat menjadi teladan dalam berbahasa Indonesia bagi masyarakat,” harapnya.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa dalam sambutannya mengatakan, setelah ditetapkan sebagai bahasa kebanggaan bagi negara bangsa, bahasa Indonesia memerlukan model penutur yang mampu memikat kepedulian masyarakat. Untuk itu sejak tahun 2006, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membentuk Duta Bahasa.

“Pada awalnya, pilihan Duta Bahasa menjadi salah satu mata kegiatan dalam perayaan bulan Bahasa dan Sastra. Namun kiprah dan kesadaran generasi muda itu pulalah yang membuat setiap tahun ada kebutuhan untuk menambah jumlah dan kekuatan generasi muda dalam trigatra bangun bahasa. yaitu generasi yang tidak hanya memiliki kemahiran berbahasa Indonesia secara baik dan benar tetapi juga sangat peduli untuk melestarikan bahasa daerah dan sangat menarik atau militan untuk menguasai bahasa asing yang strategis demi Indonesia,” jelasnya.

Dikatakan, kegiatan pemilihan Duta Bahasa dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Maluku dengan misi untuk senantiasa melahirkan generasi muda yang siap menerjemahkan dan menyelaraskan cita-cita Angkatan 1928 dalam tindakan yang nyata sesuai dengan dinamika perkembangan zaman. serta mampu pula untuk memantik peran dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia pada guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.

“Siapa para 30 generasi muda terbaik Maluku yang ada di tengah-tengah kita pada malam hari ini ? Mereka adalah para duta-duta bahasa. Duta bahasa ini  adalah generasi muda, Mitra pembinaan kebahasaan dan kesastraan yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, serta memiliki kemampuan bahasa asing untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional,” ujarnya.

Kata dia, Duta Bahasa ini memiliki kewajiban sebagai agen atau Mitra strategis negara melalui badan pengembangan dan pembinaan bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, riset dan teknologi dalam upaya penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan, perlindungan bahasa dan sastra daerah serta internasionalisasi bahasa Indonesia secara fungsi.

“Kehadiran ibu dan bapak pada malam hari ini adalah bukti nyata dukungan pemerintah daerah Provinsi Maluku, lembaga-lembaga legislatif di Provinsi Maluku serta lembaga-lembaga yang menjadi sahabat badan pengembangan dan pembinaan bahasa melalui Kantor Bahasa Provinsi Maluku dalam terus mengawal dan ambil bagian dalam mengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah dan penguasaan bahasa asing untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia,” cetus Kitty.

Untuk diketahui, 30 putra-putri Maluku yang masuk dalam 30 finalis Duta Bahasa Provinsi Maluku Tahun 2023 yakni Vivian Nahuway, Keisya Pietersz, Sarah Fransiska Ohoiwulun, Kanidya Tuhumury, Marisa Enjely Rumengan, Liona Loni Thenu, Ijriah Musaali, Nadia Stefani Hattu, Ita Juwita Padedeh, Evelyn Tehubijuluwm Vietra Marel Tahapary, Friska Kalahatu, Agustina Ginting, Lieng Baranjanan, Varell Timoti Riry, Zoar Angel Tumalang, Chrizly Istia, Noach Fatruan, Marco Hetharia, Jason Noija, Suci Eddy, Franselino Carelsz, Markus Matulessy, Irfan Lestusen, Aldi Nernere, Wisnu, Juliandro Matahelemual, Jeisen Patty dan Fajrin Simal.  (S-08)