AMBON, Siwalimanews – Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Desember 2023 sebesar 105,86 atau turun 0,46 persen.

Badan Pusat Statistik Maluku mencatat ada tiga subsektor mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan (-1,03 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (-0,57 persen) dan sub sektor dan subsektor perikanan (-0,81 persen).

Kepala Badan Pusat Statistik Maluku Maritje Pattiwaellapia dalam rilis yang diterima Siwalima, Jumat (2/2), menjelaskan NTP Maluku pada Desember 2023 sebesar 105,86 atau turun 0,46 persen dibanding November 2023 yang tercatat sebesar 106,35.

“Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat turun sebesar 0,25 persen dan pening­katan indeks harga  yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,21 persen,” terang Pattiwaellapia.

Ia menjelaskan NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

Baca Juga: PLN Tekankan Pentingnya Budaya Keselamatan Kerja

NTP juga merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.

“NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,” jelasnya.

Selain penurunan,  ada dua subsektor lainnya mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor hortikultura (0,50 persen) dan subsektor peternakan (0,70 persen).

Pada Desember 2023 terjadi peningkatan IKRT sebesar 0,23 persen dan NTUP Provinsi Maluku pada Desember 2023 mengalami penurunan sebesar 0,43 persen dibanding November 2023, yaitu dari 113,07 menjadi 112,58.

Lanjutnya berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 42 kecamatan di Maluku pada Desember 2023, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,46 persen.

“Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (It) yang tercatat menurun sebesar 0,25 persen dan pening­katan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,21 persen,” tegasnya.

Sedangkan indeks harga yang diterima oleh petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.

Jika dilihat per subsektor, tiga subsektor mengalami penurunan It, sedangkan dua sub sektor lainnya mengalami peningkatan It. Penu­runan It terdalam disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 0,80 persen.

Dikatakan dari 34 provinsi, sebanyak 26 provinsi mengalami peningkatan NTP, 7 provinsi mengalami penurunan NTP dan 1 provinsi tidak mengalami perubahan NTP.

Peningkatan NTP tertinggi pada Desember 2023 terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sebesar 2,22 persen, sedangkan penurunan NTP terdalam terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 0,88 persen.

“Desember 2023 Provinsi Maluku berada di urutan ke-27 dari 34 provinsi dengan NTP sebesar 105,86. NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 158,41 sementara NTP terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 98,46,” tandasnya. (S-09)