Filler bibir banyak diminati oleh wanita yang ditujukan untuk mempercantik diri dan penampilannya. Karenanya, mereka rela membayar sejumlah uang agar wajahnya terlihat sempurna. Banyak yang berhasil, tapi tak sedikit juga yang gagal.

Kejadian ini dialami oleh banyak wanita dari Valley, Inggris, yang akhirnya terkena infeksi bibir parah setelah filler. Nampaknya, mereka tergiur dengan harga yang murah dan banyaknya ulasan positif dari mantan penggunanya.

Alexandra Garaventa mengatakan ia mendapat rekomendasi tempat filler bibir dari kawannya di daerah Maricopa. “Setiap kali dia kesana, bibirnya tampak luar biasa, seperti tanpa cacat,” katanya dikutip dari Fox 10.

Banyak wanita yang akhirnya mengunjungi klinik kecantikan di daerah Maricopa adalah karena harganya yang jauh lebih murah. Menurut American Society for Aesthetic Plastic Surgery, biaya rata-rata pengisi bibir adalah sekitar 620 dolar atau sekitar Rp 8 juta per vial sementara di klinik tersebut hanya dipatok 80 dolar atau Rp 1 juta.

Tergiur dengan harga, Garaventa kemudian melakukan filler di klinik tersebut. “Ketika disuntik, rasanya seperti bibirku menolaknya, seperti dipaksa,” tuturnya.

Baca Juga: 4 Cara Menghilangkan Jerawat Tanpa Obat

Beberapa jam setelah filler, bibirnya sangat bengkak dan sakit. Bahkan bibir atas Garaventa terlihat seperti disengat lebah saking bengkaknya. Saat Garaventa komplain, pihak klinik berkata pembengkakan itu normal karena ia belum pernah filler sebelumnya.

Tak tahan, ia mengunjungi dokter tapi hanya diberikan berbagai antibiotik sebelum ia akhirnya dirawat di rumah sakit sekitar seminggu setelah insiden filler.

“Tiap bangun, ada darah di seluruh mulut saya. Aku harus memeras semua nanah di bibirku. Infeksinya makin parah meski diberi obat,” sebutnya.

Dia berada di rumah sakit selama seminggu, di mana dia diberi obat tambahan dan menjalani dua operasi. Meski demikian, operasi tak terlalu membantu sehingga dokter harus melarutkan fillernya terlebih dahulu.

Atas kejadian ini, kepolisian telah memeriksa klinik tersebut. Disebutkan bahwa dalam seminggu, terdapat hampir 8 orang yang dirawat di rumah sakit karena keluhan yang sama. (*)