AMBON, Siwalimanews – Proyek pembangunan ruang Intensive Care Unit (ICU), Intensif Coronary Care Unit dan lima ruang OK, dipastikan akan menjadi beban baru bagi RSUD Haulussy.

Pasalnya, meski telah menghabiskan anggaran mencapai 43 miliar rupiah, namun dipastikan sejumlah fasilitas yang ada tidak dapat difungsikan.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Rovik Akbar Afifuddin mengungkapkan kekesalannya, terhadap perencanaan pembangunan proyek ICU, ICCU dan Lima ruang OK di RSUD Haulussy.

“Masalah di RSUD Haulussy ini tidak selesai-selesai, mulai dari hutang yang banyak ditambah lagi sejumlah fasilitas kesehatan yang tidak dapat difungsikan dan menjadi beban bagi RSUD Haulussy,” kesal Rovik kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Selasa (26/3)

Rovik mengakui, bangunan ICU, ICCU dan lima ruang OK telah selesai dibangun, namun tidak dapat difungsikan sebab tidak ada peralatan medis yang mendukung.

Apalagi untuk mendatangkan alat medis yang diperuntukkan bagi ICU, ICCU dan lima ruang OK tersebut mencapai puluhan miliar rupiah, dan tidak mampu diselesaikan RSUD dengan statusnya sebagai Badan Layanan Umum Daerah.

“Bangunan itu menjadi beban RSUD Haulussy karena tidak ada alat kesehatan yang mampu dibeli untuk ditempat, dibangunan itu makanya catat gedung diatas itu dibangun puluhan miliar tidak akan bisa digunakan, karena isinya tidak ada,” tegasnya.

Rovik menambahkan, pemerintah daerah harus menjadi persoalan di RSUD Haulussy sebagai prioritas untuk diselesaikan, sebab walaupun RSUD berstatus BLUD tetapi tidak pasti dilepas pisahkan dari pemerintah daerah. (S-20)