AMBON, Siwalimanews – Jemaat GPM Eirene, Klasis GPM Kota Ambon mengelar pesidangan jemaat XXVI yang dipusatkan di Lantai II Gedung Gereja Eirene, Minggu (1/3).

Persidangan tersebut diikuti oleh 84 peserta yang terdari unsur majelis jemaat, unsur pengurus unit dan unsur badan pembantu itu dibuka oleh Ketua Majelis Pekerja Klasis GPM Kota Ambon Pendeta Nick Rutumalessy dan diawali dengan ibadah Minggu yang dipimpin oleh Pedeta A M Batlajeri dengan pembacaan Firman Tuhan terambil dari Kitab Perjanjian Baru 1 Timotius 6:11-21.

Batlajeri dalam khotbahnya menekankan pada hidup tahan uji. Dimana.manusia harus perlu ada spiritualitas tahan uji dengan tetap setia, rajin beribadah, sabar, hidup dalam kelemah lembutan dan kerendahan hati.

Sementara itu, Ketua Majelis Pekerja Klasis Kota Ambon, Pendeta Nick dalam arahnnya mengatakan, sidang jemaat kali ini mengangkat tema “Allah Kehidupan Tuntunlah Kami Membela dan Merawat kehidupan”.

Tema ini kata Rutumalessy, merupakan tema terakhir di tahun ini, sebab masih saja jemaat menghadapi tantangan yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia, sebab terkadang hal ini belum dilaksanakan secara maksimal

Baca Juga: Komisi IV akan Konsen Awasi Upah Tenaga Kerja

“Disisi lain, masih terdapat problem khususnya terkait dengan kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi (IT),” ujarnya.

Untuk itu, ia minta persidangan Jemaat GPM Eirene dapat merumuskan program-program riil yang menjawab problem-problem yang terjadi dalam kehidupan jemaat.

Selain itu, rencana strategis (Renstra) merupakan yang terakhir sehingga akan dievaluasi pencapaian setelah 4 tahun dikerjakan apakah sesuai dengan visi dan misi atau tidak.

“Basis data ketika dianalisia dalam renstra tahap kedua kurang valid. Dimana hampir semua jemaat memiliki problem data yang serius, sehingga hal ini butuh perumusan dengan sumber data yang tepat,” ucapnya.

Berikutnya kata Rutumalessy, perlu juga ada penguatan kapasitas bagi seluruh perangkat palayanan agar mampu menterjemahkan tugas-tugas pelayanan dengan maksimal.

Perlu juga menjadikan sidang jemaat ini untuk merefleksi apa yang terbaik bagi pelayanan pekerjaan Tuhan.

Ketua Majelis Jemaat GPM Eirene, Pendeta A Samallo menambahkan, jemaat ini butuh sosialisasi tentang bencana alam, bagaimana mengedukasi diri soal bencana dan bagaimana menyelamatkan diri dari bencana.

“Perlu kalesang lingkungan dengan membangun kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya, sekaligus meningkatkan budaya menjaga keamanan dan ketertiban umum,” ujarnya.

Camat Sirimau Meggy Lekatompessy dalam sambutannya, minta masyarakat menjaga kondisi lingkungan dengan tidak membakar lahan dan meninggalkannya, karena dalam Januari tercatat 31 lahan dan hutan yang terbakar.

“Saya menghimbau masyatakat untuk bersama-sama pemkot terlibat dalam kegiatan “Sabtu Bersih”. Karena program ini sudah dicanangkan namun keterlibatan masyarakat masih minim,” tuturnya.

Pada kesmepatan itu, Lekatompessy mengajak masyarakat untuk turut mendukung dan berpartisipasi dalam sensus penduduk, karena perlu satu data kependudukan secara nasional. (S-25)