DOBO, Siwalimanews – Bupati Aru Johan Gonga menyebut angka prevalensi stunting balita di Kabupaten Kepulauan Aru masih menduduki angka tertinggi ketiga di Provinsi yaitu 28.1 persen di tahun 2022.

Dokumen konvergensi stunting Kepulauan Aru pada bulan Mei 2023 terdapat 36 desa dengan prevalensi stunting diatas 20 persen dan 29 desa dengan prevalensi 10-20 persen.

“Tingginya prevalensi stunting ini memerlukan peranan dalam upaya penurunan angka stunting melalui kerja sama multisektor,” kata ucap Gonga saat membuka rembuk stunting aksi 3, di lantai II BPKAD Aru, Kamis (31/8).

Menurutnya angka prevalensi ini mengisyaratkan masih perlunya dukungan kerja sama antar kita di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa-desa.

“Kita perlu digiatkan dan ditingkatkan kualitas pelaksanaannya dalam upaya mempercepat penurunan stunting di Kepulauan Aru,” pintanya.

Ia mengaku untuk tahun ini lokus penurunan stunting ada di desa Nafar, Kobraur, Lau-lau, Gorar dan Karangguli di Kecamatan Pulau-pulau Aru.

Kemudian di Desa Gardakau, Maijuring, Selilau, Namara, Tanah Miring, Fatlabata, Kobasel Para, Kobasel Timur di Kecamatan Aru Tengah. Selanjutnya di Desa Lor-Lor di Kecamatan Aru Selatan, Desa Jursiang, Kobamar, Waria di Kecamatan Aru Utara Timur dan desa Kaibolafin di Kecamatan Aru Utara.

Rembuk ini diharapkan memberi ruang bagi kecamatan dan desa untuk meninjau kembali hasil analisa situasi dan rencana kegiatan, apa peran kecamatan dan apa peran pemerintah kabupaten dalam upaya penurunan prevalensi stunting,” harapnya. (S-11)