AMBON, Siwalimanews – Warga Kota Ambon dikejutkan dengan munculnya fenomena awan cumulonimbus, pada Senin (18/1) pagi.

Pemandangan ini membuat banyak warga mengabadikan gambar awan tersebut di media sosial, bahkan ada yang mengartikannya dengan sembutan awan tsunami. Pengertian masyarakat inilah yang membuat warga cemas.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Pattimura Ambon, Rion Suiab Salman yang dikonfirmasi Siwalimanews, Senin (18/1) menjelaskan, awan hitam yang sempat membuat warga khawatir itu bukan fenomena awan gelombang tsunami, namun ini merupakan awan cumulonimbus

“ini merupakan awan cumulonimbus, bukan awan tsunami,” ucapnya.

Walaupun demikian, pihak BMKG memperingatkan masyarakat Ambon untuk mewaspadai fenomena awan ini, sebab munculnya fenomena ini bisa meningkatkan intensitas curah hujan yang tinggi disertai dengan petir dan angin kencang.

Baca Juga: BMKG : Waspada Angin Kencang Disertai Petir

Selain itu, awan ini juga berbahaya bagi penerbangan dan pelayaran kapal laut. Pasalnya, banyak bencana terjadi seperti jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal, banjir dan tanah longsor akibat awan ini.

“Munculnya fenomena alam ini berdampak pada buruknya cuaca, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Jika angin kencang dan petir bisa terjadi pohon tumbang, hujan kalau lebatpun bisa terjadi banjir dan tanah longsor, sementara di lautan akan terjadi gelombang tinggi,” ucapnya.

Dijelaskan, Fenomena awan ini jika muncul di daerah kepulauan, dikarenakan terjadi penguapan yang besar dari suplai massa udara di lautan atau perairan sekitar dan dari segi udara lapisan atau kelabilan udara.

“Di pulau Ambon, fenomena awan ini umumnya terjadi  pada bulan peralihan musim,” ujarnya.

Ditambahkan, siklus fenomena awan cumulonimbus biasanya hanya singkat dan itupun kemunculannya kurang lebih dari satu jam. Namun, bila aktif bisa membentuk multicell atau awan ini terdiri dari beberapa begian.(S-51)