AMBON, Siwalimanews – Tindakan Bedah bagi pasien yang membutuhkan penanganan tidak hanya dapat dilakukan oleh dokter ahli bedah saja, namun dapat dilakukan oleh dokter umum, terutama yang berada di daerah-daerah terpencil di Maluku.

Hal itu dibenarkan oleh ahli bedah dr Aryono D Pusponegoro kepada Siwalimanews, usai memaparkan materinya dalam kegiatan Simposium Ilmu Bedah yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Ambon, Jumat (30/6).

menurutnya, tindakan bedah dapat dilakukan oleh para dokter di daerah dengan memanfaatkan akses telkomunikasi berupa video call, sehingga baik ahli bedah maupun dokter umum, bisa berdiskusi langsung untuk meminta arahan terhadap tindakan yang akan, maupun yang sedang dilakukan terhadap pasien yang membutuhkan penanganan pembedahan.

“Kemarin itu Satria I untuk Indonesia Timur sudah diluncurkan, itu untuk memperlancar akses telkomunikasi, jadi ilmu itu bisa nyampe dimanapun kita berada. Jadi dokter yang ada di daerah, bisa melakukan tindakan sambil video call dengan ahli bedah tinggal nanti dia mengikuti arahan,” ujarnya.

Hal ini kata Aryono, harus bisa diterapkan di Maluku mulai saat ini, sebab pemerintah sudah membangun rumah sakit disetiap provinsi dan ratusan puskesmas di desa-desa, untuk itu, setiap RS juga harus menyediakan infrastruktur pendukung semacam slide (layar) besar, agar saat hal ini diterapkan, semuanya bisa terkontrol dengan baik.

Baca Juga: PABI Maluku Gelar Simposium Ilmu Bedah

“Dengan kecanggihan ini, jangan lagi ada alasan-alasan soal rentang kendali, tidak adanya ahli bedah dan sebagainya, karena dengan telkomunikasi, penyaluran ilmu bisa sampai hingga ke daerah-daerah terpencil. Kalau dikatakan takut soal resiko, ini karena belum biasa saja. Saya saja, kemarin itu ditelepon oleh dokter di Papua ada tangani pasien, dia bilang tidak ada ini selang, saya bilang kamu keluar ambil selang dikebun yang ukuran kecil, sterilkan lalu pakai itu, semua itu bisa dilakukan,” jelasnya.

Sementara itu, ahli bedah pada RSUD Haulussy Ambon, dr Jecky Tuamelly menambahkan, cara tersebut sebenarnya telah diterapkan, hanya saja belum banyak diketahui.

“Nanti akan dibuka hootline, dimana melalui sambungan itu, dokter-dokter di daerah yang akan menangangi pasien bisa berdiskusi langsung sambil melakukan tindakan bedah kepada pasien. Jadi bisa video call, nanti diarahkan dan itu bisa dan sebenarnya itu sudah jalan, hanya saja belum diketahui publik,” ujarnya.(S-25)