MASOHI, Siwalimanews – Ketua Fraksi Partai Hanura Muhammad Djen Marasabessy dan Faisal Tawainella mengamuk dan menghancurkan pintu lobi Kantor DPRD Malteng di Masohi, Selasa (2/4).

Kedua anggota DPRD Malteng itu diketahui mengamuk dan langsung mengambil kursi di area lobi kantor melempari pintu lobi. Kejadian itu berlangsung kurang dari 5 menit, Alhasil pintu kaca yang menjadi sekat lobi kantor itu pecah dan berhamburan.

Aksi ketua dan anggota fraksi Hanura itu sempat terekam kamera. Dalam beberapa rekaman audio visual berdurasi kurang dari 1 menit, terlihat kedua aleg secara bergantian melempari pintu hingga akhirnya pecah berhamburan.

Tampak sejumlah kursi lipat di area lobi kantor menjadi media amuknya keduanya.

Sepintas terdengar teriak “ini soal hak kita sebagai anggota. Ini hak kita” teriak mereka sambil melempari pintu kantor.

Baca Juga: Sempat Mandek, Jaksa Kembali Usut Kasus Kwarda Pramuka

Kepada wartawan ketua Fraksi Hanura Djen Marasabessy menegaskan,l angkah yang dilakukan itu adalah bagian dari akumulasi kekecewaan mayoritas anggota DPRD.

“Ini akumulasi dari sikap kekecewaan kita terhadap pimpinan lembaga. Bayangkan sampai dengan sekarang,sejumlah hak anggota belum juga dieksekusi. Padahal ini adalah hak kita sebagai anggota”Tandas Marasabessy bersama Faisal Tawainella.

Dikatakan akumulasi kekecewaan mereka memuncak, lantaran sikap pimpinan DPRD yang tidak akomodatif terhadap sejumlah hak anggota.

“Hak kita itu diantaranya, pokir, bansos dan lain sebagainya. Tadi kita berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPRD. Tapi Jawabannya tidak ada anggaran. Padahal sebelumnya di saat natal tahun 2023 lalu pimpinan akomodatif dan mengeksekusi Pokir serta lain sebagainya yang menjadi hak anggota. Ini kan tidak benar,mestinya pimpinan bijak,” kesak mereka sembari mengungkapkan tidak mempermasalahkan

Peringatan hari hari besar keagamaan apapun. Namun yang disesalkan kearifan pimpinan DPRD soal ini.

Sebagai pimpinan Fraksi, Marasabessy mengaku kecewa dengan pimpinan D0RD.

“Mestinya pimpinan DPRD tidak boleh mencampuri urusan keuangan di lembaga ini. Tugas mereka adalah mendengar dan memfasilitasi. Lalu berkoordinasi dengan sekwan. Sebab, sekwan yang tahu ada anggaran atau sebaliknya,” tuturnya.

Dikatakan akibat belum dieksekusinya hak anggota itu menghambat upaya pertanggungjawaban moral kepada konstituen nanti.

“Ini jelang hari raya idul Fitri. Kita ini punya konstituen. Lantas jika hak itu tidak terealisasi, lantas pertanggungjawaban moral kita ke mereka nanti apa pimpinan harus paham hal itu ” ujar dua kader Hanura ini.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Malteng Herry Haurissa membantah tudingan kedua anggota itu.

Haurissa menyesalkan sikap mereka yang tidak mencerminkan kepribadian seseorang anggota DPRD.

“Itu tindakan mereka secara pribadi. Tidak ada sangkut pautnya dengan kantor. Kami menyesalkan sikap premanisme itu. Ini kan tidak mencerminkan kepribadian seseorang wakil rakyat,” sesalnya saat di konfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya,.Selasa (2/4).

Dia mengaku dirinya dikonfirmasi anggota fraksi Hanura, Faisal Tawainella melalui sambungan telpon,Selasa siang tadi. Namun, tidak berkoordinasi soal pokir, bansos dan lain sebagainya.

“Saya memang ditelpon saudara Faisal siang tadi. Tapi bukan soal Pokir dan lain sebagainya. Itu fitnah. Jadi yang Mereka lakukan itu tidak ada kaitan dengan urusan kantor. Itu sikap pribadi mereka,” Tegasnya.(S-17)