JAKARTA, Siwalimanews – Baru-baru ini, China menemukan jejak patogen virus corona di makanan laut atau seafood asal Indonesia. Namun benarkah Covid-19 bisa menular lewat makanan?

Sebuah tim ahli dari Komisi Internasional Spesifikasi Mikrobiologi untuk Makanan (The International Commission on Microbiological Specifications for Foods/ICMSF) mengatakan, sangat tidak mungkin makanan dan kemasannya menjadi sumber penularan Covid-19.

Pernyataan ini senada dengan laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat yang mengatakan tidak ada risiko tertular Covid-19 dari makanan atau kemasan makanan.

“Sampai saat ini, belum ada bukti bahwa makanan, kemasan makanan, atau penanganan makanan merupakan sumber penularan penting untuk SARS-CoV-2 yang mengakibatkan Covid-19,” kata ICMSF dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari CNN Internasional.

“Tidak ada makanan yang harus dianggap sebagai risiko atau jaminan pertimbangan sebagai vektor SARS-CoV-2,” lanjut mereka, menambahkan meskipun ada kemungkinan orang makan sesuatu yang terkontaminasi virus dan terinfeksi dengan cara itu, tetapi hal itu tidak pernah terjadi sejauh ini.

Baca Juga: Satu ASN Pemkab Malteng Positif Covid

Tetapi pihak ICMSF tetap menyarankan masyarakat untuk menekankan praktik kebersihan makanan yang baik.

Lebih lanjut, ICMSF juga mengatakan negara tidak perlu membatasi impor makanan, menguji produk impor, atau meminta perusahaan untuk menyatakan produk mereka bebas virus corona.

“Fokus bisnis makanan harus melindungi pekerja makanan, konsumen, dan pelanggan restoran agar tidak terinfeksi oleh penyebaran SARS-CoV-2 dari orang ke orang,” tulis mereka.

Kekhawatiran atas penularan virus corona melalui makanan dimulai pada akhir Maret setelah muncul sebuah penelitian diterbitkan dalam New England Journal of Medicine.

“Penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu di laboratorium, SARS-CoV-2 dapat dideteksi hingga 3 jam dalam aerosol, hingga 3 jam pada tembaga, hingga 24 jam pada karton dan hingga 2 hingga 3 hari pada plastik dan baja tahan karat,” kata Jamie Lloyd-Smith, seorang ilmuwan yang mempelajari berapa lama SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, dapat bertahan di berbagai permukaan.

Tetapi menurut Jamie Lloyd-Smith, ilmuwan yang mempelajari berapa lama SARS-CoV-2 dapat bertahan di berbagai permukaan, mengatakan penelitian tersebut tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat membantu menonaktifkan virus, seperti sinar matahari atau desinfektan, atau melihat berbagai tingkat virus.

Kebanyakan ahli sepakat bahwa yang terpenting adalah mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker adalah cara terbaik untuk memastikan keamanan dan penyebaran virus yang kini menjadi pandemi global. (S-45)