AMBON, Siwalimanews – Walaupun mendapat penolakan dan kecaman dari warga Latuhalat, terutama dari marga Perentah Latuhihin,  lantaran proses pengusulan raja tak sesuai tatanan adat dan budaya negeri tersebut, namun Pemkot Ambon dibawah kepemimpinan Penjabat Walikota Bodewin Wattimena, tetap melantik Audy Salhuteru sebagai Raja Negeri Latulahat, Jumat (10/6).

Pelantikan Salhuteru yang berlangsung ruangan Unit Layanan Administerasi (ULA) berdasarkan SK Walikota Nomor 357/2022.

Wattimena saat pelantikan minta Audy untuk segera melakukan penyatuan dan eratkan kembali kondisi masyarakat Negeri Latuhalat. Hal itu penting, karena selaku raja, Salhuteru harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat di negeri.

Selain itu, upaya  pengentasan kemiskinan dan pendampingan ibu hamil untuk mencegah stunting, juga sebagai pekerjaan rumah yang harus dituntaskan.

“Karenanya, raja dituntut agar dapat melakukan koordinasi dengan pemkot dan seluruh jajaran dalam mengatasi persoalan tersebut. Selain itu soal anggaran di desa, agar dikelola secara baik dan transparan,” pintanya.

Baca Juga: Hari Kedua Pencarian KM Putra Masbuar Masih Nihil

Kenapa demikian kata Wattimena, karena selaku pimpinan ia tidak menginginkan para kades/raja, bermasalah dengan Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa.

Selain itu Audy juga diminta untuk tetap menjaga hubungan kemitraan  dengan saniri negeri, sebab ini penting demi kemajuan pembangunan Negeri Latuhalat kedepannya, serta harus memberdayakan TP PKK, dengan tetap memberi peran dalam setiap kebijakan pemerintah negeri.

“Raja harus lebih inovatif agar dapat  membawa perubahan bagi negeri, apalagi diera keterbukaan informasi saat ini, raja juga tidak boleh risih atau anti terhadap keluhan dan masukan dari masyarakat terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan. Siapapun dia dan apapun masukan yang disampaikan, harus terbuka menerima, karena itu semua demi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan,” tegasnya.(Mg-1)