AMBON, Siwalimanews – Setelah masyarakat Kota Ambon dan sekitarnya dibuat panik dengan peristiwa rencana penculikan terhadap salah satu siswa SDN 77 Ambon, Celine Tanine, di Kawasan Inakaka, Negeri Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, ternyata itu hanya informasi hoax.

Penjabat Walikota Ambon, Bodewin M Wattimena, mengimbau masyarakat di Kota Ambon dan sekitarnya untuk selalu  waspada terhadap munculnya isu atau informasi hoax.

Wattimena menjelaskan, alasan pihaknya tidak bereaksi atas peristiwa rencana penculikan tersebut.

“Kenapa kami tidak bereaksi atas peristiwa yang kemarin heboh dipberitakan, karena setelah kami cek, ternyata itu berita hoax, dan masyarakat harus berhati-hati soal informasi-informasi seperti ini,”ujarnya, kepada wartawan, di Balai Kota, Rabu (11/1).

Wattimena mengaku, jaman sekarang memang sulit membedakan informasi fakta dan hoax, dan itu menjadi ancaman terbesar bagi masyarakat saat ini agar lebih cerdas dalam melihat informasi yang beredar. Karena dampak dari informasi-informasi seperti itu, bisa membuat orang lain panik, gaduh, dan lainnya.

Baca Juga: Eks Kepala UUP Dobo Diperiksa Terkait Dana Covid

“Saya meminta warganya agar terus mengakses informasi dari pihak-pihak terkait, untuk memas­tikan informasi atau berita yang diterima itu adalah benar,” pintanya.

Sementara itu, postingan Kapol­sek Baguala AKP Meity Jacobus melalui akun facebook miliknya membuat netizen sempat kaget jika rencana penculikan terhadap siswa kelas 6 SDN 77 Ambon itu hanyalah hoax.

isi postingan tersebut berbunyi, “Selamat pagi basudara semua. Saya selaku Kapolsek Baguala Polresta Ambon saya mengklari­fikasi terkait kejadian dugaan penculikan anak dibawah umur yang terjadi di Daerah Passo dan beredar foto 2 orang laki-laki yang sempat viral diduga pelaku, itu semua HOAX atau tdk benar. Korban atau anak perempuan tersebut pergi jalan dgn temannya karena wktnya agak lama, dia takut dimarahi keluarganya sehingga dia mengarang cerita seakan akan dia mau diculik. Dengan ini saya sampaikan spya jang membuat masyarakat merasa takut, kwatir dan resah terhadap anak2 mereka, namun tetap kita harus waspada dan mengawasi serta mengontrol anak2 kita. Salam Presisi,”

Sebelumnya, kepada wartawan, Selasa (10/1), Kapolsek Baguala AKP Meity Jacobus langsung mengkroscek kejadian tersebut dengan mendatangi sekolah korban.

“Kita sudah kroscek ke sekolah korban dan tadi langsung berko­munikasi dengan korban, bahwa benar dirinya nyaris menjadi korban penculikan orang tak dikenal,” jelas Kapolsek.

Kapolsek menjelaskan, berda­sarkan keterangan korban, kejadian bermula saat korban pulang sekolah kemudian menuju ke rumah ne¬neknya di Kompleks Inakaka RT.031/ RW 007.

Usai korban makan serta meng­ganti pakaian seragam, korban pergi menuju ke Indomaret di samping RS Hative Passo untuk berbelanja, dan setelah keluar dari Indomaret korban melihat ada dua orang yang tidak kenal berdiri depan Swalayan Indomaret dengan menggunakan karpus menutupi wajah.

“Korban tidak merasa curiga, dan berjalan keluar menuju rumah neneknya, disaat itu salah satu dari pelaku datang menghampiri korban dan menutupi mulut korban dengan menggunakan sapu tangan,” ujar­nya.

Beruntung aksi tersebut diper­goki warga sekitar. Salah satu warga yang belum diketahui identitasnya ini melihat aksi kedua pelaku dan langsung menyelamatkan korban, dengan cara memukul pelaku yang membekap mulut korban.

Aksi heroik salah satu warga ini berhasil menyelamatkan nyawa korban dan membuat kedua pelaku akhirnya kabur meninggalkan TKP.

“Bersamaan dengan mulut korban yang  ditutupi sapu tangan oleh salah satu pelaku, ada seorang warga yang tidak dikenali korban datang dan memukul para pelaku tersebut sehingga kedua pelaku langsung melarikan diri,  dengan menggunakan sepeda motor ke arah kota, ” tuturnya.

Korban yang berhasil selamat selanjutnya dibawa ke rumah neneknya dengan kondisi pusing akibat wajah korban yang sempat ditutupi oleh sapu tangan yang diduga mengandung obat bius.

Kasus ini tidak dilaporkan oleh pihak keluarga, namun pihak kepo­lisian tetap melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi di sekolah serta mengidentifikasi para pelaku.

“Pihak keluarga tidak membuat laporan polisi dengan alasan yang penting anak mereka tidak apa-apa, tapi kami tetap merespon masalah ini dan kami juga akan turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan arahan agar anak-anak berhati-hati dengan orang yang tidak dikenal, tidak boleh menerima ajakan dan iming-iming dari orang yang tidak di kenal,”im­baunya.(S-25)