AMBON, Siwalimanews – Aksi demonsterasi yang digelar Aliansi Moa Bersatu di depan Kantor Bupati MBD, Rabu (7/12) berakhir ricuh.

Ratusan massa yang kebanyakan berasal dari Desa Tounwawan, Kecamatan Moa ini tiba di kantor bupati sekitar pukul 11.00 WIT, dengan menggunakan kendaraan pick up lengkap dengan alat pengeras suara, seperti video yang diperoleh Siwalimanews.

Kedatangan ratusan massa ini guna mempertanyakan kasus dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan KMP Masela yang saat itu dijabat oleh Benyamin Noach yang kini menjabat sebagai Bupati MBD.

Aksi massa AMB yang mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian, Polres MBD, serta personel Satpol PP ini mempertanyakan proses hukum dari kasus dugaan korupsi KMP Masela, sebab terkesan aparat penegak hukum tebang pilih.

“Masa untuk kasus dugaan tindak pidana korupsi SPPD fiktif yang kini menjerat Sekda MBD Alfonsius Sianmiloy yang adalah tua kami langsug ditahan, sementara kasus dugaan korupsi KMP Masela tidak jalan ada apa ini,” teriak para demonstran.

Baca Juga: Polres Tanimbar dan Unlesa Jalin Kerjasama

Apalagi menurut para demonstran, informasi yang beredar di masyarakat MBD saat ini bahwa, mantan sekda ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh kejaksaan karena ada skenario dibalik semua ini.

“Kami datang kesini dengan tujuan untuk minta kejelasan dari Bupati Benyamin Thomas Noach terkait dengan penahanan Sekda Alfonsius Sianmiloy dalam kasus SPPD fiktif, karena beliau adalah orang tua dan harga diri kami orang Moa, maka kami kesini untuk minta kejelasan dari pemda kenapa sampai orang tua kami bisa ditahan,” teriak salah satu orator.

Para demosntran ini menuntut Bupati Noach harus hadir di depan mereka untuk dapat menjelaskan persoalan tersebut, namun kurang lebih hampir lima jam para demosntran melakukan orasi secara bergantian, bupati tak kunjung menemui mereka.

Karena merasa aksi mereka tak dihargai, maka para demonstran memilih untuk melakukan pemalangan kantor bupati, namun aksi massa ini dapat dilerai oleh aparat kepolisian.

Lantaran tak dapat memalang kantor bupati, suasana semakin memanas seperti dalam video yang diperoleh Siwalimanews, masa mulai terlihat tak terkendali, bahkan dalam video itu terdengar suara-suara teriakan yang memprovokasi massa untuk melakukan pelemparan.

Maka dari situlah massa mulai melakukan pelemparan ke arah kantor bupati mengakibatkan seluruh kaca depan kantor tersebut hancur, aparat kepolisian mencoba untuk melerai aksi itu, namun massa semakin beringas.

Bahkan beberapa warga dan pegawai turut terluka akibat terkena lemparan batu maupun pecahan kaca. Melihat situasi sudah mulai tak terkendali akhirnya aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Namun masih juga ada massa yang terus melakukan pelemparan ke arah kantor bupati, sehingga aparat kepolsian kemudian mengamankan sejumlah demonstran dan dinaikan ke atas truk untuk dibawa ke Mapolres guna diinterogasi, seperti yang terlihat dalam video yang diperoleh Siwalimanews.

Kordinator aksi AMB Dames Lewansorna saat dihubungi Siwalimanews, Rabu (7/12) mengaku, ia bersama 36 rekannya diamankan di Mapolres, namun hanya 5 orang yang dimintai keterangan

“Saat ini kami hanya masih tunggu arahan dari pak kapolres, kami tunggu jemputan untuk kembali ke rumah kami,” jelasnya.

Sementara Kapolres MBD AKBP Pulung Wietono yang dikonfirmasi Siwalimanews melalui aplikais WhatsAppnya, Rabu (7/12) membenrakan kejadian tersebut.

“Meskipun aksi demosntrasi yang digelar di kantor bupati ricuh, namun kondisi kamtibmas di Kota Tiakur, Ibu Kota Kabupaten MBD aman terkendali. Berikan saya waktu untuk siapkan data baru saya jelaskan,” tulis kapolres lewat pesan WhatsAppnya.(S-26)