AMBON, Siwalimanews –  Pemerintah Provinsi Maluku menargetkan di tahun 2024 mendatang sesuai RPJMD, angka stunting akan berada di posisi 20 persen, dari 28,7 persen di tahun 2021.

Hla itu disampaikan Gubernur Maluku dalam sambutannya yang dibacakan Penjabat Sekda Maluku Sadli Ie pada Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tingkat Provinsi Maluku tahun 2022 yang digelar di Gedung Islamic Center, Senin (25/7).

Menurutnya, perkembangan penanganan stunting di Maluku dalam 3 tahun terakhir menunjukan trend penurunan, yakni di tahun 2018 berada diangka 34,02 persen turun menjadi 30,9 persen di Tahun 2019, dan di tahun 2021 turun 28,7 persen, sehingga ditergetkan turun hingga mencapai 20 persen di tahun 2024 mendatang, yang mana ini tentu dibutuhkan kerja keras sebagai upaya penanganan stunting.

“Bagi pemerintah kabupaten/Kota, bangunlah koordinasi dan kolaborasi untuk lakukan langka strategis dalam penanganan stunting di wilayah masing-masing, dengan menyiapkan asupan makanan bergizi, penyediaan air bersih, sanitasi dan lainnya. Upaya pencegahan dan penanganan stunting, bukan saja tanggungjawab pemerintah, tetapi dibutuhkan sinergitas semua pihak,” ujarnya.

Melalui perayaan Harganas ini, gubernur minta dilakukan optimalisasi fungsi keluarga untuk membantu percepatan penurunan angka stunting di wilayah Maluku.

Baca Juga: BPJN: Ruas Jalan Dobo Segera Ditangani

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN Indra Nurtisurbakti menambahkan, penerapan tema tahun ini, sejalan dengan amanat Presiden sesuai Perpres Nomor 72 tahun 2021, yang mana BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana penurunan angka stunting dengan pendekatan keluarga.

“Secara nasional, kita melakukan pendampingan terhadap keluarga yang beresiko stunting, sejak ibu hamil, bahkan menyusui hingga balita berusia 2 tahun, karena jika lebih dari usia itu, penanganannya akan sulit,” ucapnya.

Selain program itu kata dia, masih banyak program yang dilakukan BKKBN sebagai langkah penanganan dan pencegahan stunting secara nasional.

“Jadi kata kuncinya, kita ingin mencegah agar tidak ada bayi yang lahir stunting. Jadi fokus utama kita itu calon pengantin, terutama remaja, ibu hamil dan menyusui dan juga balita yang diharapkan, semua program itu dapat menurunkan angka stunting, karena target kita 2024, turun 14 persen, dari 24 persen di tahun 2021 kemarin,” tandasnya. (S-25)