AMBON, Siwalimanews – Ketua Tim PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena mengatakan, berda­sarkan data P2TP2A Kota Ambon pada tahun 2022, kasus kekerasan terhadap perempuan dan yang terlaporkan sebanyak 54 kasus, sedangkan kekerasan terhadap anak 83 kasus.

“Angka kasus kekerasan terhadap anak didominasi kekerasan seksual terhadap anak, seperti kasus setu­buhi anak 26 kasus, dan pencabulan 25 kasus disusul dengan kekerasan fisik termasuk penelantaran terha­dap anak dan jenis kekerasan lain­nya,”  ungkap Wattimena dalam sam­butannya saat memperingati International Women Day (IWD) tahun 2023, yang berlangsung di SMP Negeri 9 Ambon,  Selasa (14/3).

Peringatan International Women Day (IWD) tahun 2023 merupakan kegiatan kolaborasi Rumah Generasi dengan Tim Penggerak PKK Kota Ambon, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Masyarakat Desa (DP3MD) Kota Ambon, dengan tema : Digital, innovation and technology for gender equality atau inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender.

Kurang lebih 300 siswa SMP Negeri 9 Lateri mengikuti Sosialisasi Literasi Digital Kekerasan Seksual Berbasis Online yang dibawakan oleh Kadis DP3MD Kota Ambon Meggy Lekatompessy dan materi Kesehatan Reproduksi Kesehatan bagi Remaja dari Rumah Generasi.

Selanjutnya Wattimena menga­takan, peringatan hari perempuan internasional merupakan momentum bersama dalam upaya menjawab kegelisahan yang terus memenuhi hati dan pikiran para perempuan dalam menyikapi berbagai persoalan yang mencekam perempuan selama ini.

Baca Juga: Casis Bintara Lanud Saumlaki Ikut Tes Screning

“Ini sekaligus mengenang jasa perempuan dalam memperjuangkan kehidupan bernegara juga sebagai wujud dari eksistensi gerakan perempuan yang tidak terlepas dari sejarah dan gambaran akan kondisi perempuan yang masih mengalami kekerasan,” ungkapnya.

Tujuan dari aksi kolektif ini, kata Wattimena, pertama, menjadi me­montum peringatan hari perempuan internasional sebagai media pu­blikasi dan kampanye terkait dengan kepedulian kepada perempuan, anak disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Kedua, memberikan pemahaman mengenai perundingan sosial terhadap perempuan, anak disabilitas dan kelompok rentan lainnya.  Tiga, membangun jaringan dan gerakan yang bersinergi untuk memperjuangkan hak-hak perem­puan, anak disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Kadis DP3MD Kota Ambon Meggy Lakatompessy kepada pers mengatakan, kegiatan ini terse­lenggara atas kerjasama pihaknya, Tim Penggerak PKK  Kota Ambon dan Rumah Generasi.

“Nantinya kami mengunjungi lima sekolah di Kota Ambon dalam rangka mencoba mensosialisasikan soal Literasi Digital kemudian kekerasan seksual berbasis online tapi juga mengenai Kesehatan Reproduksi bagi remaja.

“Kami berharap lewat sosialiasi ini, paling tidak siswa punya pe­ngetahuan dasar, sadar bagaimana menjaga dirinya sendiri, terlebih juga dengan kemajuan teknologi, anak-anak lebih waspada, bagaimana bijak untuk menggunakan HP,” ungkap Kadis.

Sementara Direktur Rumah Generasi, Oktovianus Pattikawa mengungkapkan, Literasi Digital Kekerasan Seksual Berbasis Online dan Kesehatan Reproduksi, dilak­sanakan dengan tujuan anak-anak sekolah.

“Sasaran kami untuk aksi kolektif tahun ini, adalah pada posisi anak-anak sekolah. Kenapa pilihannya sekolah ? bahwa mereka adalah generasi-generasi muda yang diharapkan lewat mereka menjadi agen-agen. Dan fakta membuktikan bahwa angka kekerasan terhadap anak khususnya yang berbasis online, lebih banyak nyasar pada anak-anak. Oleh karena itu kami sepakat untuk melakukan kegiatan ini pada basis sekolah, teristimewa SMP dan untuk target kami pada tahun ini ada 10 sekolah menjadi sasaran kami bekerjasama,” jelas Pattikawa.

Dirinya mengaku bersyukur dan berterima kasih karena kegiatan ini mendapat support dari pemerintah kota dalam hal ini lewat Tim Peggerak PKK Kota Ambon yang langsung dihadiri oleh ibu Ketua TP PKK dan ini menjadi support bersama.

“Memang ini menjadi tugas Bersama untuk menjaga generasi muda, baik pemerintah, NGO dan kami berharap teman-teman media mampu mempublikasikan ini dengan baik,” harapnya.

Kepala Sekolah SMPN 9 Ambon, Lona Parinussa dalam sambutannya mengatakan,  pihaknya sangat me­ng­apresiasi kegiatan Aksi Kolektif Hari Perempuan Interna­sional yang dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya ini.

Dirinya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang dibe­rikan bagi SMP Negeri 9 sebagai sekolah sasaran dalam melakukan aksi dalam rangka memperingati hari Perempuan Internasional (International Women Day) tahun 2023 yang jatuh pada 8 Maret 2023 lalu.

Menurut Parinussa, dengan adanya kegiatan ini, guru dan siswa yang berada pada sekolah ini memiliki pemahaman mengenai perlindungan sosial terhadap perempuan dan anak disabilitas dan kelompok rentan lainnya sekaligus menjadi kampanye untuk peduli terhadap perempuan, anak disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

“Jumlah siswa di sekolah ini ada 1235 orang dengan jumlah guru 85 orang, dengan presentasi 75 persen adalah perempuan dan berarti banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan saat ini,” katanya.(S-08)