Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno dinyatakan positif corona, setelah dilakukan penelusuran pasca satu anaknya diketahui terpapar virus mematikan itu.

Sesuai hasil swab yang dila­kukan oleh petugas Dinas Kese­hatan Maluku, diketahui Wagub Orno, istri dan anak-anaknya terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, keluarga wagub sudah dikarantina di RS dr Leimena, Wailela.  “Keluarga pak wagub hampir semuanya dikarantina di sana, kecuali pak wagub, istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun,” kata sumber Siwalima di Dinkes Maluku, yang minta namanya dikorankan.

Keganasan virus korona Covid-19 yang menyebar dari Wuhan, China, setahun silam belum bisa teratasi. Kita kembali diguncang varian baru virus korona yang terus meluas penyebarannya. Tercatat sudah 16 negara yang melaporkan kasus varian baru virus Covid-19. Virus yang menyebar dari Inggris itu tak hanya melanda Eropa, tetapi seluruh benua di muka bumi. Untuk mengatasinya, beberapa negara, khususnya Inggris, menerapkan lock­down regional.

Di Afrika Selatan, virus varian baru ini menginfeksi orang-orang berusia muda. Bahkan, seseorang yang terserang virus varian baru tersebut tak harus memiliki komorbid (penyakit penyerta) untuk sampai dalam fase lebih parah.

Virus tersebut lebih cepat menyebar dibandingkan varian sebelumnya. Bahkan, sudah menjejakkan kakinya di Singapura dan Malaysia, melalui carrier (pembawa virus) yang melakukan perjalanan dari Inggris. Malaysia juga menemukan mutasi Covid-19 yang memiliki daya menginfeksi 10 kali lebih besar daripada varian atau strain pertama.

Baca Juga: Desakan Edukasi dan Sosialisasi Vaksin

Jika selama ini gejala umum Covid-19 pada umumnya yang telah diketahui masyarakat adalah demam, batuk, dan flu, National Health Service (NHS) para pakar di dunia mengungkap bahwa virus jenis baru ini menghadirkan gejala baru. Di antaranya kelelahan, hilangnya selera makan, sakit kepala, diare, linglung atau kebingungan, nyeri otot, hingga ruam pada kulit.

Di dalam negeri, pemerintah harus bertindak cepat untuk melakukan pencegahan. Meskipun pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) telah memberikan peringatan, skala dan intensitasnya perlu dilakukan secara masif. Kegagalan dalam antisipasi pada awal pandemi, Maret 2020 silam, tidak seharusnya kembali terjadi. Mengingat dampak yang ditimbulkan mencakup berbagai aspek kehidupan. Pemerintah meyakini bahwa lonjakan kasus Covid-19 setelah masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 akan terjadi. Karenanya, perlu segera dilakukan persiapan seperti menyiapkan rumah sakit, fasilitas kesehatan, hingga melakukan pelarangan masyarakat untuk berkerumun.

Pemerintah tak bisa lagi tertutup dan menutup-nutupi perkem­bangan penanganan pandemi dan kondisi terkini di Tanah Air, meskipun ada angin segar berupa vaksin. Sebab, vaksin yang digadang-gadang bakal menjadi solusi tersebut hingga saat ini masih belum sepenuhnya siap. Indikator angka kematian, tingkat hunian rumah sakit, kasus harian, positivity rate menunjukkan tren meningkat.

Para pakar kesehatan mengungkapkan, virus memerlukan waktu 14 hari di tubuh seseorang untuk bisa menular ke orang lain. Alangkah bijaknya masyarakat, apalagi yang selama ini menggaungkan jargon NKRI harga mati, menahan diri sejenak untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan, memenuhi pusat perbelanjaan, hiburan, tempat wisata, seolah virus Covid-19 telah musnah.

Kesadaran diri masyarakat dan peran aktif pemerintah untuk terus memberikan edukasi, pengawasan, hingga penegakan hukum menjadi kunci Indonesia mampu keluar dari krisis akibat virus Covid-19 itu. (*)