MASOHI, Siwalimanews – Warga Desa Tamilouw, menolak menghentikan aktivitas penambangan emas, sebagaimana yang diharapkan pemerintah melalui Inspektur Tambang Kementerian ESDM, Adrian Wenno saat berkunjung ke lokasi pendulangan, Rabu (24/3) kemarin.

Mayoritas warga yang ditemui Siwalimanews di lokasi pendulangan, keberatan dengan arahan pemerintah untuk menghentikan aktivitas mereka. Apalagi dengan alasan kerusakan lingkungan serta ilegal.

“Kenapa pemerintah mau tutup. Ini berkah dari Allah SWT kepada kami di Desa Tamilouw,” Tandas satu warga Tamilouw Ina Tomagola kepada Siwalimanews di sela-sela aksi pendulangannya, Kamis (25/3).

Penolakan warga ini terlihat serius, pasalnya mereka mengaku wilayah itu adalah negeri mereka, selain itu, keamanan dan ketertiban hingga hari keempat ditemukannya material emas, tetap terjaga.

“Tidak ada gangguan keamanan disini, semua berjalan aman. Selain itu lokasi ini ada di desa kami sendiri bukan di negeri orang. Kalau soal kemanan dan ketertiban, jaga lingkungan nanti katong jaga akang,” ucap, warga lainnya Ima Selano.

Baca Juga: ESDM: Stop Penambangan!

Aktivitas pendulangan emas yang dilakukan warga di kaki air Wailoyain pesisir pantai Pohon Batu Desa Tamilouw ini di dominasi oleh ibu-ibu rumah tangga.

Aktivitas itu dilakukan dengan cara tradisional. Mereka mengunakan peralatan dapur seperti wajan. Di beberapa titik terlihat, warga mengakut pasir untuk mengangkat material yang kemudian ditapis di bibir pantai untuk mendapatkan material emas.

Meski begitu, pada beberapa titik awal penemuan material yang sebelumnya terdapat lubang pengalian, terlihat telah ditutup warga. Mereka menjamin akan menjaga situasi kemanan serta lingkungan lokasi itu.

“Ini berkah bagi kami. Kalau soal, jaga keamanan dan lingkungan akan kami lakukan. Ini negeri kami sendiri. Kami tidak mungkin merusak negeri kita sendiri. Abang bisa lihat saja ini semua warga negeri Tamilouw, tidak ada orang luar. Bahkan kita aman-aman saja, semua orang senang tidak ada yang ribut disini, apalagi saling membunuh satu dengan lainnya. Jadi mohon pemerintah tidak tutup aktivitas kita ini,” pinta Jufri Selano salah satu pemuda yang ikut mengawasi jalannya aktivitas itu.

Tokoh Pemuda Tamilouw Epen Selano yang berada di lokasi pendulangan juga menolak rencana pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk menutup aktivitas warga.

Menurutnya, aktivitas yang dilakukan adalah kegiatan tradisional tanpa mengunakan bahan kimia apapun.

“Saya turut berada di lokasi ini sampai dengan menyaksikan kunjungan pihak ESDM kemarin. Kami kira saran mereka untuk menutup aktivitas warga ini sangat tidak relevan. Masalahnya adalah kegiatan ini dilakukan secara tradisional dan sama sekali tidak ada pengunaan bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan atau menimbulkan gangguan kemanan dan ketertiban. Apalagi dalam kunjungan mereka kemarin, prosedurnya untuk meninjau dan mengambil sampel, belum ada penjelasan tegas dengan teori yang terukur bahwa material ini emas, ebab harus diuji dengan taknis pengujian laboratorium,” ucapnya.

Menurutnya, sepanjang masyarakat dapat menjaga keamanan dan ketertiban serta menjaga kelestarian lingkungan, maka pelarangan tidak bisa dilakukan, apalagi sampel emas itu masih dan harus diuji di laboratorium.

Sebagai tokoh muda di Tamilouw, ia menolak penghentian pendulangan emas, sepanjang tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan masyarakat.

“Tidak ada marcuri, tidak ada gangguan kemanan, lingkungan akan tetap dirawat, lantas apa yang harus dilarang. Toh Pemerintah juga masih menguji sampel material emas. Lantas bagaimana mungkin aktivitas ini disebut ilegal,” cetusnya.

Dia menjamin warga Tamilouw akan berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan, dengan menutup semua lubang yang digali guna menghindari abrasi air laut, serta akan mematuhi anjuran pemerintah untuk menolak kehadiran orang luar serta menjaga ketertiban umum. (S-36)