AMBON, Siwalimanews – Warga Kota Ambon sejak dua hari mulai dari Kamis (26/3) dan Jumat (27/3) menyerbu masker di Apotek Gidion Farma.

Tak tanggung-tanggung himbau­an pemerintah untuk membuat jarak tidak diindahkan, bahkan pihak apotek pun tidak membuat batasan jarak bagi warga.

Melihat kerumunan masyarakat yang mengantri di apotek tersebut, sejumlah anggota kepoli­sian turun tangan dan menertibkan.

Perwira Menengah pada unit Binmas Polda Maluku, Jhon Wattimena mengatakan, kegiatan yang dilakukan masyarakat saat mengantri untuk mendapatkan masker dapat merugikan diri sendiri.

“Mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan masker. Karena berdesak-desakan ini kita tidak tahu siapa yang terindikasi, bisa saja terjangkit.  Harus jaga jarak minimal 1 meter apalagi dengan keadaan seperti ini,” tuturnya kepada Siwalima di sela-sela menertibkan warga bersama sejumlah anggota polisi di depan Apotik Gideon Farma, Jumat (27/3)

Baca Juga: Latu-Hualoy Kondusif, Pemda Diminta Atasi Konflik

Menurutnya, tugas mereka adalah untuk menjaga ketertiban guna menghindari tertularnya Covid-19 di masyarakat.

Wattimena mengaku, pihaknya tidak berkompromi dengan antrian yang tidak mengatur jarak.

“Ini tugasnya kami untuk mem­bantu pemerintah menertibkan hal seperti ini, agar masyarakat  terhin-dar dari penularan virus corona. Jarak yang diharapkan 1 meter untuk setiap pembeli harus diterapkan, mengingat antrian ini terlalu  panjang. Jadi kami berusaha mengarahkan masyarakat agar lebih rapi dan  mengambil jarak, kalau tidak kami lihat situasi kami bubarkan saja,” tegas Wattimena.

Ia menghimbau, warga yang antri tersebut untuk membuat jarak.

“Kami himbau masyarakat agar tetap menjaga jarak ketika membeli maskar, mengingat apa yang telah dihimbaukan pemerintah kepada masyarakat agar masyarakat tetap menjaga jarak,” tuturnya.

Menurutnya, himbauan pemerintah untuk menjaga jarak itu penting dan dilaksanakan masyarakat. ini juga bagian untuk menekan penyebaran virus Covid-19 itu. dan masyarakat harus mematuhi aturan tersebut.

“Antrian panjang seperti ini sangat rentan terkena virus atau terjangkit virus, sehingga kita wajib menertibkan, ” tambah wattimena.

Pantauan Siwalima, nampak puluhan warga Kota Ambon berjubel mendatangi Apotek Gidion Farma.

Mereka rela antri  hanya untuk mendapatkan masker. Meksi begitu harga masker tidak terlalu signifikan, lantaran satu kantong yang berisi lima buah dibanderol Rp 10 ribu.

Ibu Enny, salah satu warga yang antri saat itu mengaku, meskipun harga satu bungkusan masker berisi 5 pcs dijual dengan harga Rp 10 ribu, namun dia senang karena bisa mendapatkan masker untuk keperluan  sehari-hari.

Menurutnya, di saat wabah Covid-19, masker menjadi salah satu media pelindung tubuh untuk berjaga-jaga,

Hal yang sama juga diungkapkan Yondri Toule, pria 35 tahun itu mengaku puas, meskipun harus mengantri. Menurutnya, Masker memang kini menjadi buruan masyarakat pasca Covid-19 mewabah di Indonesia khusus Kota Ambon.

Manager pada Apotik Gidion Farma Marco Ririhena mengakui, antuasias masyarakat dalam membeli masker pada oultenya sangat banyak.

“Pada Oulet kami untuk stok masker sangat terbatas sehingga masyarakat hanya bisa membeli satu saja per kantong, tidak bisa lebih sehingga semua masyarakat juga dapat kebagian,”ungkapnya.

Ia mengaku,penjualn masker kepada masayrakat diambil dari PBF yang berpusat pada tantui Ambon.

Saat dikonfirmasi Siwalima terkait jumlah masker yang masuk pada outletnya ia mengaku, tidak mengetahui berapa banyak masker yang masuk, mengingat dirinya sibuk dengan melayani masyarakat yang datang sehingga lupa berapa yang masuk.

Ditambahkan, selama stok masker masih ada outletnya tetap membuka pelayanan dari jam 10.00 Wit dan berakhir jam 17.00 Wit.(Mg-6/Mg-5)