PIRU, Siwalimanews – Puluhan warga Negeri Piru, yang tergabung dalam Aliansi Peduli Negeri Hatutelu (APNH) melakukan aksi protes terhadap perusahan PT Prima Intim.

Aksi protes dari masyarakat ini dilakukan dengan cara meningkatkan sasi adat untuk penutupan eksplorasi tambang tersebut di Kobar Dusun Taman Jaya, Selasa (20/10).

Pantauan Siwalimanews di lokasi sasi, pulahan warga mendatangi pihak perusahan dengan menggunakan tiga mobil pick up, serta puluhan sepeda motor sekitar pukul 11.30 WIT.

Sesampainya di lokasi tambang nikel mereka kemudian memakssa masuk untuk menemui pihak perusahan dengan tujuan menyelesaikan persoalan hak ulayat Negeri Piru. Mereka menilai pihak perusahan telah melakukan penyerobatan lahan tanpa pengetahuan dan ijin dari pihak negeri dan para tetua adat.

Karena tidak ada pihak perusahan yang menemui mereka, maka warga kemudian menerobos masuk dengan merusak gembok pintu pagar perusahan. Sesampainya di dalam mereka minta pihak perusahan untuk bertatap muka dengan tujuan menyelesaikan persoalan dimaksud.

Baca Juga: Walikota Minta Pempus Hapus Insentif Nakes

Akibat tidak ada pemilik perusahan yang datang menemui warga, maka meraka kemudian melakukan sasi adat dengan cara menggantungkan siri pinang dan menanamnya, dengan tujuan menghentikan sementara aktifitas eksplorasi tambang sampai persoalan selesai.

Agus Latusia kordinator aksi kepada wartawan menjelaskan, tujuan warga melakukan aksi sasi adat ini, karena PT Manusela Prima Intim tidak menghargai warga Piru yang memiliki hak ulayat atas ambang nikel tersebut, karena selama ini masyarakat mendatangi Pemerintah Negeri maupun BPD tapi tidak ada kata akhir dalam penyelesaian.

“Karena masyarakat menunggu yang cukup lama bahkan masyarakat juga pernah bertemu dengan pihak keamanan dalam hal ini Polres SBB untuk mediasi permasalahan ini tetapi tidak ada satu kesepakatan pasti menyelesaikanya,” jelas Latusia

Ditambahkan, aksi yang dilakukan masyarakat ini agar pihak perusahan PT Manusela Prima Intim bisa menghargai hak ulayat dari warga Piru atas dasar tersebut sehingga masyarakat melakukan aksi sasi adat ini agar pihak perusahan untuk sementara berhenti bekerja, bahkan tidak satupun aktifitas di hak ulayat dalam eksplorasi tambang nikel.

“Kami tegaskan sasi adat yang telah kita buat ini jangan coba-coba untuk dibuka, kalau ada yang sengaja merusak atau membukanya, maka persoalan akan semangkin rumit lagi. Namun jika sudah ada kesepakatan, maka sasi adat tersebut akan kami buka,” tegasnya.

Sementara pihak PT Manusela Prima Intim saat dimintai keterangan atas aksi tersebut, namun tak ada satupun staff perusahan yang mau berkomentar. (S-48)