AMBON, Siwalimanews – Cuaca ekstrim yang ditandai dengan tingginya curah hujan dan angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini di Kota Ambon, menjadi perhatian serius Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.

Walikota menghimbau warga Kota Ambon khususnya yang berada di lereng-lereng bukti dan bantaran sungai untuk tetap waspada.

“Inikan bulan hujan, saya turun pantau bencana longsor itu terjadi dibeberapa titik, beberapa hari lalu, saya sudah bilang ke pak camat dan lurah untuk amati betul tempat-tempat yang rawan, animo mereka untuk antisipasi,” jelas walikota kepada Siwalima.

Walikota menegaskan, kewaspadaan itu perlu untuk menghindari diri dari semua kemungkinan yang akan terjadi.

“Hujan ini kan tidak besar tetapi terjadi terus-menerus, sehingga kita perlu waspada supaya menghindari diri dari semua kemungkinan yang bisa terjadi, terutama mereka yang berada pada lereng bukit. Rata-rata yang berada pada lereng bukit itu membangun tanpa izin. Sehingga kita harus tata lagi. Ini yang menjadi problem bagi kita, dan karena bencana ini bencana, ya kita pemkot harus tangani. Karena ini warga kota,” tegasnya.

Baca Juga: Prajurit Lantamal IX Ikut Sosialisasi JKN-KIS

Tinjau Lokasi

Sebelumnya, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, Rabu (1/7) meninjau sejumlah lokasi longsor dan rawan banjir di Kota Ambon.

Lokasi bencana yang dikunjungi walikota tersebut diantaranya di Desa Hunuth, Hutumuri dan di kawasan Skip, Kelurahan Batu Meja. Dalam kunjungan itu, walikota didampingi Kadis PU Enrico Matitaputty, Kepala BPBD Demy Paays, dan Kasatpol PP Josias Loppies.

Walikota kepada wartawan disela-sela kunjungan itu mengatakan, ada beberapa titik di Kota Ambon yang mengalami bencana longsor, diantaranya Hunut dan Hutumuri yang nyaris mengakibatkan terputusnya jalan serta di Skip dan beberapa lokasi lain.

Ia mengungkapkan, pihaknya turun melihat dampak dari bencana ini kemudian akan mengambil langkah-langkah yang antisipasi seperti di Hunuth yang merupakan jalan provinsi.

“Untuk jalan provinsi, saya akan menyurati dengan melampirkan data yang ada supaya bisa juga berikan perhatian termasuk jalan di Hutumuri,” jelasnya.

Menurutnya, pemkot telah mengambil langkah dengan membuka jalur air di Hutumuri, karena ditakutkan, lokasi tersebut akan menciptakan bendungan baru yang mengakibatkan akan berdampak pada 30-40 rumah warga.

Sementara untuk di kawasan Skip, jika dibangun talud dengan anggaran yang diperkirakan Rp 2-3 miliar, jumlah anggarannya besar bila dibandingkan merelokasi 3 kepala keluarga dari kawasan itu.

Disisi lain, pembangunan yang dilakukan di kawasan itu juga tak mengantongi ijin, sehingga rasionalnya mereka ini di relokasi ke Halong. Untuk lokasi longsoran lainnya, jika membutuhkan anggaran besar, maka pemkot akan minta bantuan pihak lain.

“Kalau yang kecil akan dianggarkan lewat APBD, namun jika anggarannya besar, kita akan minta bantuan pihak lain,” tandasnya. (Mg-6)