AMBON, Siwalimanews – Aparat kepolisian mulai me­nguji proyektil peluru yang dipakai penembak misterius menewas­kan warga Itawaka Welna Hattu

Welna Hattu, guru honorer pada SMA 4 Porto-Haria, nyawanya tak bisa diselamatkan oleh parame­dis dan di RSUD Saparua, pasca ditembak orang tak dikenal, Senin (15/5) lalu.

Korban lain yang selamat, Ronald Papilaya, tertembak pada waktu yang hampir bersamaan, di pipi kanan, dan saat ini masih dirawat di RSUD Saparua.

“Saat ini kita akan uji proyektil peluru yang mengenai korban ke Labfor Makassar, tujuannya untuk mengetahui darimana asal pro­yektil itu, apakah dari senjata api ataukah lainnya,”jelas Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif kepada wartawan di Ambon, Sabtu (21/5).

Kapolda mengatakan, dalam waktu dekat hasil labfor sudah diterima sehingga penyidik dapat melakukan langkah-langkah se­lan­jutnya untuk mengungkap pelaku.

Baca Juga: Selundupkan Kanguru, TKBM Jayapura Jadi Tersangka

“Nanti kita lihat hasil labfornya dalam waktu dekat mungkin su­dah keluar hasilnya, baru kita la­kukan langkah langkah selanjut­nya,” pungkasnya.

Kata Kapolda, selain mengung­kap pelaku, dirinya juga telah me­ngutus tim dokter untuk mena­ngani korban lain yaitu, Ronald Papilaya.

“Saya sudah kirim dokter untuk menangani korban luka yang sementara dirawat di RS agar mendapat penanganan yang lebih maksimal,” tandasnya.

Desak Kapolda Tuntaskan

Enam hari berlalu sejak penem­bakan dua warga Negeri Itawaka Ke­camatan Saparua Timur Kabu­paten Maluku Tengah, Senin (15/5) lalu hingga saat ini belum ada pe­meriksaan dari aparat ke­polisian.

Terhadap kinerja Kepolisian Daerah Maluku, sejumlah warga Negeri Itawaka yang berdomisili di Kota Ambon pun meminta, Kapolda Maluku untuk mengusut tuntas kasus yang mengakibat­kan salah satu warga tewas.

Wami Papilaya, warga Negeri Ita­waka mengatakan, pasca insiden penembakan tersebut, aparat ke­polisian telah melakukan berbagai upaya seperti pengamanan Tem­pat Kejadian Perkara, autopsi hingga pengujian balistik.

“Kita mengapresiasi tindakan kepolisian melalui tim laboratorium forensik Polda Sulawesi Selatan atas kerja sama Polda Maluku dan Sulawesi Selatan,” ungkap Wami kepada Siwalima, Minggu (21/5)

Langkah ini, kata Wami, dila­kukan guna menentukan jenis senjata api yang digunakan orang tidak dikenal, sebagai bukti pe­tunjuk dalam menemukan tersa­ng­ka penembakan.

Namun, hingga saat ini kepo­-lisian belum juga melakukan pe­meriksaan terhadap saksi yang melihat langsung kejadian penem­bakan tersebut.

“Sudah enam hari setelah kasus penembakan tapi korban penem­bakan atas nama Ronald Papilaya dan Mesak Likumahuwa sebagai suami korban Elin Hattu maupun saksi belum dimintakan ketera­ngan oleh penyidik pembantu atau penyidik sebagai saksi dan saksi korban,” ujarnya.

Menurutnya, semua tindakan hukum harus secara serius dilaku­kan oleh kepolisian. Artinya jika semua alat bukti telah terpe­-nuhi maka Kapolda dan jajaran sece­patnya harus mengalihkan kasus ini ketahap penyidikan.

Selain itu, sebagai bentuk tran­paransi dalam proses penegakan hukum, Papilaya berharap setiap perkembangan penanganan ka­sus disampaikan kepada keluar­ga korban.

“Sebagai warga Desa Itawaka akan terus mengawal proses pe­nyidik oleh aparat penegak hukum hingga pada tingkat peradilan dan memperoleh kekuatan hukum tetap, sehingga ada keadilan bagi keluarga korban,” tegasnya.

Hattu Tewas

Sebagaimana diberitakan, tem­-bakan yang dilepaskan penem­bak misterius, mengakibatkan korban Welna Hatu tewas.

Dia tertembak pada leher dan sempat dilarikan ke RSUD Sapa­rua, namun nyawanya tidak dapat tertolong.

Informasi lain yang dihimpun me­nyebutkan, penembakan terja­di, Senin, 15 Mei 2023, sekitar pukul 15.30 WIT. Lokasi penembakan, hanya berjarak 300 meter dari Kantor Camat Saparua Timur, tem­pat Mezak Likumahuwa suaminya bekerja.

Informasi yang berhasil dihim­pun Siwalima dari sumber di kepolisian menyebutkan, kejadian penembakan ini berawal ketika korban dijemput oleh suaminya di salah satu SMA di Desa Haria.

Dalam perjalanan pulang ke Desa Itawaka tepatnya di jalan raya pertigaan Kantor Kecamatan Negeri Tuhaha, sekitar pukul 15.20 WIT, tiba-tiba korban dikagetkan dengan bunyi letusan senjata api. “Korban dan suaminya dalam perjalanan pulang, dalam perjalanan itu tiba-tiba terdengar bunyi letusan senjata api oleh orang tak dikenal,” ujar sumber itu kepada Siwalima, Senin (15/5).

Kata sumber itu lagi, peluru dari letusan sejata api tersebut mengenai korban seingga korban langsung jatuh terkapar.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Saparua untuk mendapat perawatan medis. Hanya saja luka yang parah membuat nyawa korban tidak tertolong. Sedangkan suaminya masih dalam perawatan intensif.

Korban lain yang selamat, RP alias Ronald Papilaya, tertembak pada waktu yang hampir bersamaan, pada pipi kanan, dan kini korban semenatara dirawat di RSUD Saparua.

Informasi lain yang dihimpun me­nyebutkan, penembakan ter­jadi, sekitar pukul 15.30 WIT. Lo­kasi penembakan, hanya berjarak 300 meter dari depan Kantor Ca­mat, Saparua Timur. (S-10/S-20)