AMBON, Siwalimanews – Uskup Amboina Mgr. Petrus Ca­ni­sius Mandagi,MSC meminta agar hasil siding Sinode III Keuskupan Ambiona diimplementasikan dalam pelayanan gereja.

“Hasil sidang sinode, tentunya tidak disimpan sebagai sebuah catatan sejarah, tetapi sebaliknya diimplementasikan, dibuktinyataan dalam pelayanan gereja, sehingga sidang ini sungguh-sungguh men­jadi alat dan sarana gereja Katolik mencapai tujuan yakni gereja yang sejati,” tandas uskup Mandagi saat menutup sidang Sinode III Keus­kupan Amboina, di Wisma Gonzalo Veloso, Kopertis Ambon.

Uskup menyampaikan apresiasi kepada peserta sidang Sinode III atas kerja keras dan upaya yang telah dilakukan sejak 9 September bersidang.

“Terima kasih, terima kasih dan terima kasih banyak, dan ini hasil kerja keras umat Keuskupan Amboina, yang meliputi Maluku dan Maluku Utara,” kata Mandagi, saat menerima hasil Sidang Sinode III Keuskupan Amboina dari Ketua Steering Committee, Pastor Benhard Rahawarin.

Implementasi hasil Sinode III Keuskupan Amboina sesuai rencana akan mulai dilaksanakan pada 3 November 2019, bertepatan dengan peringatan Santo Fransiskus Xa­verius.

Baca Juga: Walikota: Reformasi Birokrasi Harus Mampu Melayani Publik

Uskup Mandagi mengatakan, hasil Sinode III Keuskupan Amboina yang diperoleh, bukan karena kekuatan dan kepintaran yang dimiliki, melainkan karena kekuatan Roh Kudus yang bekerja.

“Dengan kata lain, menjadi gereja yang mandiri  dan dewasa harus kuat dalam hal kononia, pengelolaan tata gereja dan hadirnya para imam dan biarawan, biarawati. Jadi saya mengajak, seluruh umat Katolik di Maluku dan Maluku Utara, selalu mendengar Yesus, dengan jalan bertobat, karena dengan pertobatan kita bisa mencapai gereja yang sejati,” tandasnya.

Wadah Evaluasi

Sebelumnya Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno ketika mem­baca sambutan Gubernur Murad Ismail saat membuka Sidang Sinode III Keuskupan Amboina di Wisma Gonzalo Veloso, Kopertis Ambon, Se­nin (9/9), mengatakan, sidang Si­node III Keuskupan Amboina harus dijadikan wadah evaluasi diri dan mewujudkan gereja yang man­diri.

Bangsa Indonesia saat ini kata gubernur, sedang mengalami krisis moral yang berdampak secara lang­sung pada tata kehidupan masya­rakat berbangsa dan bernegara.

“Jadi saya minta bapak uskup, pastor, frater, suster dan struktur pela­yanan Gereja Katolik diharap­kan dapat memberikan pembinaan moral dan etika kepada seluruh umat Katolik,” himbau gubernur.

Tema Sidang Sinode III Keusku­pan Amboina, yakni Gereja Katolik Keuskupan Amboina Membaharui dan Memungkinkan Diri Dalam Pe­layanannya di Maluku dan Maluku Utara Demi Perwujudan Diri Sebagai Gereja Mandiri, menurut gubernur, tentu memiliki nilai stra­tegis dalam menunjang pembinaan teologi umat Katolik di Maluku. (S-39)