AMBON, Siwalimanews – Uskup Diosis Amboina Mgr Pet­rus Canisius Mandagi, MSC mengajak umat Katolik me­nyo­ng­song paskah dengan sikap optimis.

Menurutnya, perayaan pas­kah merupakan perayaan ro­hani yang mengingatkan umat Kristiani untuk optimis dalam menjalani kehidupan.

“Perayaan paskah adalah se­buah perayaan rohani bu­kan perayaan duniawi. Sebagai perayaan rohani, paskah me­ngingatkan umat kristiani untuk optimis dalam menjalani kehidu­pan,” jelas Uskup kepada Siwalima di ruang kerjanya, Rabu (31/3).

Sikap optimistis dalam kehidu­pan, lanjut Uskup, harus dilan­das­kan dengan percaya. Karena per­caya bukan hanya sekedar dengan berkata, tetapi percaya dengan perbuatan.

Menurutnya, kalau Kristus telah bangkit dan mengalahkan dosa, kejahatan dan maut, maka manu­sia  pun bisa mengalahkan dosa, kejahatan dan maut itu.

Baca Juga: Pemprov Kirim Tim DLH ke Tamilouw

Ia mengakui, di dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, hidup ada berbagai macam kekerasan yang dilakukan manusia terhadap yang lain.

“Misalnya terjadi pengeboman di depan Gereja Katedral di Makasar, sehingga menimbulkan ketakutan kepada semua manusia. Namun Allah melakukan mujizat yang be­sar dengan cara penjaga keama­nan melarang kedua pelaku pe­nge­boman. Dari situlah Tuhan me­nunjukkan kuasanya,” ujar Uskup.

Dikatakan, menjelang perayaan paskah terlebih umat Katolik telah mempersiapkan diri dalam masa puasa untuk berubah dan bertobat.

“Berubah dan bertobat untuk menjadi orang baik, bahkan dapat mencintai Allah dan manusia dengan melakukan hal baik. Ini sangat diperlukan dalam kehidu­pan,”  tuturnya.

Disinggung soal koordinaasi yang  dilakukan oleh aparat keama­nan dalam menyambut perayaan paskah

Menurutnya, saat ini pihak ke­amanan sudah bekerja sama de­ngan gereja Katolik mengamankan gereja untuk melaksanakan pe­rayaan dalam beberapa hari ini, seperti Kamis putih,Jumat agung, Sabtu paskah dan paskah untuk pengamanan.

“Jangan menunggu pihak ke­ama­nan datang dan menjaga ke­amanan di gereja umat diha­rapkan dapat mengambil bagian di dalam menjaga keamanan, bah­kan orang muda Katolik juga bisa terlibat dalam pengamanan,” im­buhnya.

Untuk saat ini, tambah Uskup. tiap Paroki sudah mengirimkan jad­wal misa sehingga aparat ke­amanan dapat mengetahui pera­yaan keaga­maan yang akan dilakukan.

Ia berharap, dalam ibadah pera­ya­an misa paskah bisa  mene­rap­kan protokol kesehatan karena ma­sih dalam situasi pandemi Covid-19.

Lakukan Koordinasi 

Sementara itu, Ketua MPH Sino­de Gereja Protestan Maluku Pendeta Elifas Tomix Maspaitella me­ngatakan, menjelang perayaan paskah, pihaknya bersama de­ngan seluruh pemimpin agama dan Kanwil Kemenag Maluku bersama Kapolda Maluku melakukan rapat koordinasi bersama.

“Pada hari kemarin (30/3) sudah melakukan pertemuan untuk me­minta juga pengamanan dalam seluruh aktifitas peribadahan di Jumat Agung dan Paskah,” ungkap Maspaitella pada Siwalima di ruang kerjanya, Rabu (31/3).

Diakuinya, pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin-pemimpin tertinggi keagamaan, termasuk yang mewadahinya yakni Kepala Kantor Wilyah Kementerian Agama Maluku, Jamaludin Bugis.

Kata Maspaitella, langkah terse­but dilakukan berkaca dari keja­dian berdarah yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar Minggu (28/3) sehingga rapat koordinasi tersebut diadakan agar keamanan umat beragama di Maluku, khususnya jemaat yang bernaung di bawah Sinode GPM Maluku dan Maluku Utara tetap terjaga dan tidak ter­provokasi.

“Nah, koordinasi itu sudah kita lakukan sehingga seluruh periba­dahan jemaat itu akan berlang­sung seperti biasa, dan polisi memberi dukungan untuk keama­nannya,” bebernya.

Lanjutnya, dari hasil rapat koor­dinasi tersebut, dirinya yakin Kapolda telah mengerahkan se­luruh petugasnya dibarisan paling bawah untuk menjaga ke­amanan dan keberlangsung prosesi Jumat Agung dan Paskah nantinya.

“Pak Kapolda sudah mengatur sampai ditingkat Polsek dan bha­binkamtibmas, Kami kemarin juga minta supaya bhabinkamtibmas juga diefektifkan, saya kira para TNI/Polri tidak mungkin akan tinggal diam, mereka juga pasti berusaha untuk mengantisipasi,” ujarnya.

Maspaitella berharap, keadaan situasi yang kondusif yang diha­rapkan akan terjaga di Jumat Agung dan Perayaan Paskah nantinya, dan dapat terus bertahan hingga perayaan bulan suci Ramadhan.

“Ya, bulan suci Ramadhan yang sudah dekat supaya dia betul-betul kondusif supaya kita bisa mem­buktikan bahwa kedewasaan dan kematangan beragama di Maluku itu, dapat menjadi cerminan untuk semua,” harapnya. (S-51/S52)