AMBON, Siwalimanews – Kendati Presiden Joko Widodo secara resmi sudah menurunkan harga PCR, tapi laboratorium Fakultas Kedokteran Unpatti sampai sekarang masih berlakukan harga PCR Rp 525 ribu.

Tes PCR menjadi syarat wajib bagi para calon penumpang pesawat terbang. Sayangnya, harga tes PCR mengalami lonjakan tinggi bahkan mencapai angka jutaan rupiah.

Nyonya Sherly warga Kota Ambon mengaku resah dengan masih diberlakukannya harga PCR yang lama. Seharusnya, Pemerintah Kota Ambon dan Pemprov Maluku melakukan sosialisasi kepada fasilitas kesehatan yang sudah mengantongi izin uji PCR pasca Presiden menurunkan harganya.

Dari pengakuan warga yang menjalani tes PCR di lab Unpatti disebutkan stok lama belum dihabiskan sehingga harga masih tetap berkisar Rp 500 ribu lebih sekali tes. “warga sudah susah, jangan lagi dibikin susah,” kata Sherly.

Kepala Laboratorium PCR Fakultas Kedokteran Unpatti, Ginno Limon yang dikonfirmasi melalui telepon seluler enggan berkomentar menyangkut harga PCR yang masih tinggi itu.

Baca Juga: BPJS Tenaga Kerja MoU Bersama  PKK Malteng

Liemon beralasan masih sibuk sehingga belum mau berkomentar terkait penurunan harga PCR.

Untuk diketahui, Presiden melalui Luhut Binsar Pandjaitan resmi menurunkan harga tes PCR menjadi Rp300 ribu. Tak hanya itu, lanjut Luhut, Jokowi pun meminta agar masa pemberlakuan wajib tes PCR itupun diperpanjang.

“Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu dan berlaku selama 3×24 jam untuk perjalanan pesawat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menko Marves itu mengatakan bahwa syarat wajib tes PCR untuk moda transportasi pesawat ditujukan untuk menyeimbangkan relaksasi pada aktivitas masyarakat, terutama sektor pariwisata.

Terlebih, menjelang libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah berupaya waspada dalam mengantisipasi kasus covid-19 yang kini berangsur menurun.

“Saya mohon, kita sudah cukup pengalaman menghadapi ini. Jangan kita emosional menanggapi apa yang kami lakukan,” ucapnya.

“Saya bertanggung jawab atas hal ini dan kalau ada hal yang kurang jelas, kami sangat siap untuk berikan penjelasan. Dan kalau ada alternatif yang bisa diberikan, kami juga senang,” sambungnya. (S-52)