AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kota Ambon optimis bisa menggelar uji coba proses belajar mengajar tata muka di sekolah pada bulan Juli mendatang.

Sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang proses belajar tatap muka yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang tetap menjadi pertimbangan bagi Pemkot Ambon.

Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadaler menuturkan proses be­la­jar mengajar secara tatap muka rencanaya akan dilaksana­kan pada bulan Juli tetapi dise­suai­-kan dengan peta zonasi penye­baran kasus di Kota Ambon.

“Kita tetap optimis, Juli bisa berada pada zona yang lebih baik di kuning, kalau bisa sampai di zona hijau. Jika Juli kita sudah ada di zona kuning atau hijau, kita akan lakukan belajar tatap muka dengan uji coba,” ungkap Hadler pada wartawan di Ambon, Jumat (12/3).

Diakuinya, Pemkot Ambon siap untuk menjalankan segala aturan yang diturunkan langsung oleh pempus. Namun, kembali lagi semua aturan tersebut akan dijalankan sesuai dengan keadaan dari daerah itu sendiri.

Baca Juga: UKIM Wisudakan 251 Sarjana

“Pemkot tidak mau mengambil resiko apabila menjalankan aturan namun tidak dengan keadaan yang sesuai,” katanya.

Tapi menurutnya pada Juli mendatang, Kota Ambon masih di zona orange, tentu pihaknya akan meminta pempus untuk mempertimbangkan agar belajar tatap muka bisa ditunda,” jelasnya.

“Kalau pada bulan itu Kota Ambon masih di zona orange, kita akan minta pertimbangan pemerintah pusat untuk tetap melaksanakan belajar secara daring dan tatap muka di tunda,” jelasnya.

Oleh sebab itu, langkah vaksinasi ditahap II ini difokuskan juga pada tenaga pengajar, guna menyambut proses belajar mengajar tatap muka yang kemungkinan besar akan dilaksanakan pada Juli mendatang.

“Range waktu Maret-Juli cukup panjang. Itu yang kita lakukan sekarang. Upaya dan ikhtiar vaksinasi Covid-19. Ini kan salah satu diantaranya adalah upaya untuk menurunkan tingkat penyebaran Covid-19 di kota Ambon,” paparnya.

Diakuinya, proses belajar mengajar secara tatap muka sangat efektif untuk dilakukan mengingat proses tersebut langsung dibarengi dengan praktik, dan tidak terganggu dengan keadaan jaringan. Itulah yang justru menurutnya akan membuat para siswa lebih memahami dengan cepat.

“Memang untuk efektif 100 persen sangat tergantung dari fasilitas dan kemauan orang tua. Sebab itu bisa saja akan jalan dua opsi kedepan bersama, belajar daring dan tatap muka. Tapi tentu ada beda keduanya,” ungkapnya.

Hadler berharap sampai dengan bulan Juli mendatang pera zonasi Kota Ambon sudah turun dari tingkat penyebaran sedang (zona orange) menuju ke tingkat penyebaran ringan (zona kuning) bahkan menuju ke zona hijau yakni tidak memiliki resiko penyembaran.

“Tidak serta merta karena pempus sudah tetapkan belajar tatap muka Juli lalu kita ikuti. Sekali lagi kita sesuaikan dengan kondisi penyebaran Covid-19 dan fluktuasi zonasi kita. Kalau masih tetap dizona orange, maka kita akan pertimbangkan,” pungkasnya. (S-52)