BUPATI Buru, Ramly Ibrahim Uma­sugi SPI MM memberikan potongan per­tama tumpeng nasi kuning kepada bidan desa yang bertugas di desa ter­pencil pedalaman Danau Rana, Keca­matan Fenalisela.

Wartawan media ini dari Namlea, Kamis (14/10) melaporkan, tidak seper­ti puncak perayaan HUT Kabupaten Buru yang sebelumnya, kali ini Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi SPi MM ingin menyerahkan tumpeng nasi kuning yang dipotongnya itu kepada guru terpencil dan bidan desa yang bertugas di pedalaman.

Namun saat protokol menyampaikan ke­­inginan itu dengan meminta kalau ada guru di pedalaman yang hadir di acara ter­se­but agar datang ke panggung acara, ter­nyata tidak ada satupun guru dari peda­laman yang datang di puncak acara ter­sebut.

Giliran bidan desa dari pedalaman yang diundang, satu perempuan cantik yang berdiri menonton dari jauh, tiba-tiba saja berjalan ke depan memasuki arena utama.

Beberapa kali protokol memanggil kalau ada bidan pedalaman yang hadir agar maju ke panggung dan sambil ber­jalan nona ini mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Bidan cantik berkulit putih ini me­ngaku masih honorer. Namun ia telah betah hidup di pedalaman di tempat tugas yang tidak ada penerangan listrik PLN dan juga jalan darat yang belum beraspal.

Baca Juga: Ramly Pamit dari Masyarakat Buru

Di sela puncak peringatan itu, Bupati Ramly juga menyentil suka duka masya­rakat yang hidup di pedalaman Danau Rana dalam mengakses kebutuhan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Ia menceritakan, sebelum itu kalau ada ibu yang susah melahirkan, harus ditandu dalam kain sarung dan dibawa berjalan kaki berpuluh kilometer agar bisa sampai ke desa pesisir untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Namun kini kondisi seperti digam­bar­kan diatas sudah tidak lagi ditemui, sete­lah pemerintah menyekolahkan anak-anak pedalaman untuk menjadi tenaga kesehatan di berbagai bidang termasuk tenaga perawat dan tenaga bidan.

Di desa-desa terjauh ini sudah ditem­patkan tenaga kesehatan dan juga di­bangun fasilitas kesehatan.

Demikian halnya di bidang pendi­dikan, juga sudah dibangun SD dan SMP, serta ditempatkan guru-guru di sana, baik yang PNS maupun masih honorer.

Namun Ramly belum merasa puas dengan berbagai keberhasilan itu, karena ia masih ingin pedalaman Danau Rana juga dapat dijangkau dengan jalan hotmix.

Walau jalan hotmix ini sudah dibangun di era kepemimpinannya sebagai bupati di periode kedua, ia akui jalannya masih belum tuntas, karena selama masa pandemi Covid  yang dibangun hanya lima kilometer per tahun.

Ramly dalam sambutannya di puncak HUT  juga mengatakan,  Kabupaten yang dijuluki Bumi Bupolo, Bumi Para Raja, Bumi Kayu Putih harus terus berpacu dan berkompetisi dengan Kabupaten/kota di Maluku di segala bidang.

Beberapa indikator pembangunan daerah itu telah melampaui kabupaten/kota yang lain di Maluku, baik ekonomi, so­sial dan pemerintahan sebelum pan­demi Covid19 dan ke depan akan raih kembali demi kemajuan daerah ini. Tema pada peringatan Hari ulang tahun Kabu­paten Buru ke-22 Ini adalah “Masyarakat Taat, Ekonomi Pulih, Bupolo Kuat.”

Semenjak dimekarkan pada tahun 1999 lalu, peringatan HUT Kabupaten Buru yang ke-22 ini merupakan pera­yaan terakhir dimasa kepemimpinan Bupati Ramly Umasugi dan Wakil Bupati Amustofa Besan pada periode 2017-2022.

Dalam memperingati Hari Jadi ke-22 Kabupaten Buru itu,  sejenak bupati me­ngajak semua untuk menghayati dan mem­buka memori lembaran sejarah 22 tahun Kabupaten Buru, dimana dengan kerja keras dan niat baik, capaian keber­hasilan pembangunan diberbagai bidang dapat diraih.

Pada Bidang Ekonomi misal­nya, Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buru pada tahun 2012 sebesar 5,44 persen naik menja­-di 6,06 persen dan pada tahun 2019 merupakan pertumbuhan eko­nomi tertinggi di Provinsi Maluku. Namun akibat  kondisi pandemi Covid 19, maka Pertumbuhan Ekonomi men­jadi Mines 0.2% Tahun 2020 lalu. Se­dangkan Laju inflasi pada tahun 2012 sebesar 31,24 persen, dapat ditekan hingga mencapai angka 1,5 persen di tahun 2020.

Sementara itu pada sektor pertanian, luas panen padi sawah sebesar 10.425 hektar di tahun 2012 meningkat di tahun 2021 menjadi 10.896 hektar dan pro­duksi padi sawah pada tahun 2012 sebe­sar 48.168 ton mengalami peningkatan menjadi 49.979 ton tahun 2021, sehi­ngga terjadi surplus baras sebanyak 19,435 ton di tahun 2021.

Sedangkan produksi perikanan sebesar 5,851 ton tahun 2012 menurun menjadi 8.192 ton pada tahun 2020 dengan RTP sebanyak 6.770 RTP.

Selama memimpin Kabupaten Buru, Ramly juga sangat intens  dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana dari tahun 2012 sebesar 63,50 point meningkat menjadi 68,95 point pada tahun 2020, yang memposisikan Kabupaten Buru menduduki peringkat ketiga di Provinsi Maluku.

Ramly juga menyebut Tingkat kemis­kinan pada tahun 2012 sebesar 19,78 persen menurun menjadi 16,64 persen di tahun 2020. Kemudian Tingkat pe­ngangguran pada tahun 2012 sebesar 2,02 persen meningkat menjadi 6,28 persen di tahun 2020.

Ramly juga mengulas upaya spirit nilai-nilai Al-Qur’an sebagai bagian dari program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di tengah – tengah arus globalisasi,  antara lain Program Gerakan Bupolo Maghrib Mengaji (GELORA) dan Gerakan Bupolo Membaca (GENGAR). (S-31)