AMBON, Siwalimanews – Antori Nasela mengancam untuk menutup TPU khusus pasien Covid-19 di Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon.

Nasela mengaku adalah pemilik atau tuan tanah TPU tersebut. Dia kesal, ka­rena selama ini Pemkot Ambon tidak pernah melakukan koordinasi de­ngan dirinya untuk memakai lahan­nya itu.

“Saya cukup kesal dengan hal ini. Sejak jenazah pasien Covid-19 per­tama dimakamkan, pemkot tidak pernah melakukan komunikasi ke­pada saya sebagai ahli waris yang sah atas lahan itu,” tandas Nasela kepada Siwalima di kediamannya, Rabu (11/11).

Nasela membantah informasi yang beredar, kalau lahan  itu merupakan hibah dari Raja Hitu Lama. Lahan tersebut sah milik dirinya selaku ahli waris.

“Waktu itu, ada salah satu warga dari Hitu Lama yang ikut aksi penu­tupan dan dia dengar ada penyam­paian bahwa lahan itu sudah dihi­bahkan oleh raja dan kepala dati. Saya langsung tanya ke orang itu yang kamu bilang raja itu raja siapa,” jelasnya

Baca Juga: Anggaran Pembangunan Talud SMPN 1 Sudah Diusulkan

Nasela juga sudah menghubungi Raja Hitumessing untuk memperta­nyakan hal itu. Namun ia menyata­kan bahwa, lahan khusus TPU Covid-19 di Desa Hunuth, tidak dihibahkan.

Nasela mengaku belum menda­pat­kan informasi yang jelas terkait pembayaran lahan TPU Covid-19 di Hunuth. Namun dia khawatir, jangan sampai pemkot salah membayar.

Nasela menantang, siapapun yang mengklaim lahan itu miliknya untuk sama-sama membuktikan kepemilikan lahan berdasarkan dokumen-dokumen masing-masing. “Beta mau dong yang bilang lahan ini dong punya, katong baku buka data saja, mana yang hibah, mana orangnya, atas dasar apa dia hibah dan lepaskan kepada pemkot,” tandas Nasela dengan dialeg Ambon.

Ia menegaskan, 914 hektar lahan tersebut adalah milik orang tuanya yang merupakan generasi keempat. Untuk itu, diharapkan pemkot melakukan komunikasi dengan dirinya selaku pemilik lahan yang sah.

“Sekali lagi beta tegaskan, jika tak ada koordinasi atau komunikasi dengan beta, maka beta akan bilang ke masyarakat untuk bersama-sama turun ke Hunuth tutup TPU tersebut,” ancam Nasela.

Sementara Sekretaris Kota Ambon AG Latuheru saat dikonfirmasi wartawan Siwalima, Rabu (11/11) menolak berkomentar, dan meminta ditanyakan ke walikota. “Nanti wawancara pak walikota saja,” ujarnya.

Sementara walikota yang dihubungi, namun teleponnya tak aktif. (Cr-5)