AMBON, Siwalimanews – Ratusan pedagang di pasar Mar­dika bersama Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Kota Ambon menyeruduk Balai Kota Ambon, Senin (7/7) dan  menolak relokasi pa­sar tersebut.

Ratusan PKL dan mahasiswa IMM ini sebelum mendatangi Balai Kota mereka melakukan long march dari Pasar Mardika menuju Balai Kota  sekitar pukul 09.00 WIT de­ngan membawa spanduk dan pamflet yang bertuliskan Kami Menolak Pemindahan Pasar di Passo #Save Pedagang Kaki Passo##.

Disepanjang jalan menuju Balai Kota PKL dan IMM berorasi me­minta Pemerintah  Kota Ambon untuk tidak melakukan relokasi pedagang dari Pasar Mardika ke Pasar Transit Passo, sebab pasar disana tidak strategis dibandingkan dengan Pasar Mardika.

Tiba di Balai Kota sekitar pukul 09.15 WIT, Koordinator lapangan Hasan Kubangun langsung berorasi dengan mempertanyakan mengapa para pedagang harus dipindahkan ke Passo, apakah tidak ada alternatif tempat yang lain, sehingga harus dipindahkan disana.

“Bukannya akan untung malah rugi. Kalau ditempatkan di Passo, mana kepedulian dari Pemerintah Kota Ambon, jangan hanya diam dan mengambil tindakan yang me­nyeng­sarakan rakyat kota ini,” tandas kubangun.

Baca Juga: Pangkogabwilhan III Kunjungi Kodam Pattimura

Menurutnya, jika para pedagang ditempatkan di Passo, berarti Pe­merintah Kota Ambon menambah beban ke para pedagang.

“Setiap harinya saja susah susah jualan di Pasar Mardika, apalagi mau ditempatkan di Pasar Passo, apakah tidak menyengsarakan masyarakat,” tanya Kubangun.

Orator lainnya Randy Latucon­sina juga menegaskan, jika relokasi Pasar Mardika dilakukakan, apakah dari Pemerintah Kota Ambon tidak melihat jarak yang harus ditempuh para pedagang.

“Ongkos transportasi perhari saja mahal, apalagi untuk pedagang yang tinggal di Latuhalat, Soya, Hukurila kenapa tidak bisa berpikir secara logis,” ucapnya.

Narti perwakilan pedagang Pasar Mardika menegaskan, tetap akan menolak relokasi, karena jarak tem­puh yang cukup jauh, sehingga ia dan rekan-rekan pedagang lainnya menolak untuk direlokasi.

“Kasihan ee, kalau katong dapa kasih pindah, katong mau dapa uang bagaimana lai, yang di Pasar Mar­dika saja susah apalai di Pasar Transit Passo,” tandas Narti dengan dia­leg Ambon.

Ratusan PKL dan mahasiswa ini meminta untuk bertemu dengan walikota, mereka kemudian melem­parkan sayuran busuk yang terdiri dari wortel, kangkung dan sawi ke halaman kantor tersebut.

Hal ini dilakukan sebagai wujud kekecewaan mereka lantaran dipak­sa­kan harus meninggalkan lokasi pasar Mardika dan menempati pasar transi Passo.

Aksi yang diwarnai dengan pe­lem­paran sayuran busuk ini, dihalau oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Ambon dan Polisi. Sempat terjadi aksi dorong pagar sebelum para demonstran berhasil memasuki lingkungan kantor Balai Kota Ambon itu.

Setelah melakukan aksi demon­strasi yang cukup sengit, serta me­ngeluarkan point tuntutan mereka yakni “Penolakan untuk dipindah­kan ke pasar Transit Passo”.

Melihat aksi para pendemi, Sekre­taris Kota Ambon, AG Latuheru menemui para pendemo dan meminta lima perwakilan yang terdiri dari tiga pedagang pasar, koordinator lapa­ngan, juga ketua umum IMM Ma­luku untuk menemui Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.

Dalam pertemuan yang dipusat­kan di ruangan walikota tersebut, Louhenapessy mengapresiasi lang­kah demonstrasi yang dilakukan PKL dan mahasiswa.

Kata walikota, dirinya akan mela­kukan koordinasi dengan Gubernur Maluku guna meminjam lahan taman Victoria untuk ditempati para pedagang. “Tapi kalau pak gubernur kebe­ratan saya tidak dapat mela­kukan apa-apa karena itu asetnya peme­rintah provinsi,” kata Lou­henapessy di ruangannya, saat mediasi dengan lima perwakilan tersebut, Senin (7/6).

Walikota mengetahui adanya oknum-oknum pegawai yang de­ngan sengaja melakukan tindak tak bertanggung jawab termasuk de­ngan aksi yang dilakukan ter­sebut.

Louhenapessy mengakui, dirinya telah menerima data sejumlah oknum pegawai yang berada dibalik keja­dian hari ini. Dirinya dengan tegas mengungkapkan, akan segera menin­daki para petugas tersebut.

“Ada pegawai-pegawai Indag yang juga berkolaborasi dengan dong, saya akan panggil satu dua hari, saya sudah dapat berita ada yang atur lalu dua juta tiga juta saya sudah punya data itu,” tegas Walikota Ambon.

Untuk diketahui, yang melakukan mediasi adalah Walikota Ambon, Richard Louhenapessy didampingi oleh Sekretaris Kota Ambon, A. G Latuheru dengan beberapa pimpinan SKPD pemerintah kota. (S-S-52/S-51)