AMBON, Siwalimanews – Rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak, mendapat kecaman dari seluruh mahasiswa di tanah air, tak terkecuali di Kota Ambon.

Kamis (1/9) kemarin, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam HMI menggelar aksi, kali ini, Jumat (2/9) aksi yang sama disuarakan oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Ambon dengan mendatangi balai kota.

Tiba di depan balai kota, puluhan mahasiswa ini kemudian menggelar orasi secara bergantian yang menyatakan sikap mereka menolak kenaikan harga BBM bersubsidi serta meminta pemerintah untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok yang terus mengalami kenaikan.

Setelah berorasi beberapa menit, puluhan mahasiswa ini ditemui oleh Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena didampingi sejumlah pimpinan OPD.

Di depan walikota, kordinator lapangan Rifai Salihi menyampaikan empat tuntutan KAMMI Kota Ambon yakni, pertama, KAMMI menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, kedua, KAMMI mendesak pemerintah mengendalikan harga bahan-bahan pokok.

Baca Juga: Tolak Kenaikan BBM, HMI Serbu Kantor Gubernur

Ketiga Menghentikan proyek strategis nasional yang tidak memiliki dampak langsung kepada masyarakat, dan mengalihkan anggarannya sebagai subsidi BBM. Keempat, KAMMI menutut Pemerintah Kota Ambon mengatasi kelangkaan minyak tanah yang terjadi belakangan ini.

“Kami berharap, ini jadi perhatian Pemkot Ambon,” ucap Rifai dan kemudian menyerahkan pernyataan sikap KAMMI Kota Ambon dan diterima oleh walikota.

Didepan para mahasiswa walikota menjelaskan, terkait isu kenaikan harga BBM, itu merupakan kebijakan secara nasional, sehingga bukan menjadi kewenangan Pemkot Ambon. Kebijakan itu, tentu sudah melewati berbagai kajian dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat ini.

“Kemarin saya hadir di pertemuan kota-kota dunia pada event G20, dan isu yang dibahas adalah soal pangan dan harga minyak, sehingga ini sebenarnya sudah menjadi isu dunia. Dampak dari perang Rusia-Ukraina, yang menyebabkan suplay bahan makanan dan minyak menjadi terhambat,” jelas Walikota.

Oleh karena itu, kata walikota, seluruh negara diminta mengantisipasi hal itu, sehingga dengan adanya isu kenaikan harga BBM, itu merupakan kebijakan nasional.

“Pemkot tidak bisa menolak, tapi kami sepakat dengan adik-adik mahasiswa, bahwa kalau terjadi kenaikan pasti akan memberatkan masyarakat. Yang bisa dilakukan adalah tetap menjaga ketersediaan BBM di Kota Ambon, termasuk minyak tanah yang beberapa hari terakhir ini langka,” tutur walikota.

Terkait dengan hal ini menurut walikota, Pemkot Ambon telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina, sehingga dapat disimpulkan, stok BBM minyak tanah mencukupi.

Sementara terkait inflasi, kenaikan itu akibat inflasi Kota Ambon yang bahkan melebihi rata-rata nasional, yang mana inflasi terjadi diakibatkan naiknya harga pada beberapa komoditi, seperti cabai, bawang dan sayur kangkung, akibat cuaca buruk di Maluku.

Menyangkut dengan hal ini, maka Pemkot Ambon bersama Bank Indonesia akan melakukan operasi pasar, sebagai bentuk pengendalian inflasi.

“Sebenarnya masyarakat juga dapat membantu untuk menekan inflasi, dengan memanfaatkan lahan kosong untuk menana cabai dan lainnya, agar semuanya tidak harus dibeli. Itu akan dapat membantu menekan inflasi,” pungkasnya.

Usai mendengar penjelasan walikota, puluhan mahasiswa yang tergabng dalam KAMMI Kota Ambon, kemudian membubarkan diri dengan aman dan tertib. (S-25)