AMBON, Siwalimanews – Perlu adanya satu berita yang transparan untuk menangkal berita-berita Hoax karena ketika berita Hoax yang telah dimuat juga membuat masyarakat takut dan panik padahal berita itu belum tentu benar.

Hal ini disampaikan oleh Uskup Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C Selaku Tokoh Agama Katolik.

“Pemerintah Kota Ambon setiap sore atau  pagi ada konferensi Pers yang dilakukan yang dihadiri oleh wartawan-wartawan,”jelasnya.

Menurutnya,wartawan juga  bisa bertanya tentang persoalan yang terjadi, sehingga gugus tugas dan wartawan ada dialog yang saling berkesinambungan, dari dialog yang disampaikan oleh gugus tugas maka wartawan dapat merangkainya dalam sebuah berita dengan penulisan yang benar.

“Tim gugus tugas harus lebih cepat terbuka untuk meyampaikan informasi kepada masyarakat,” tandasnya.

Baca Juga: Harga Bawang Merangkak Naik di Pasar

Ia mengaku, Pemerintah Provinsi Maluku biasa memberikan informasi –informasi yang disampaikan di media cetak yakni koran memang belum 100 persen terbuka padahal masyarakat menginginkan transparansi untuk sebuah informasi.

“Hal ini sangat penting supaya masyarakat dapat mengetahui dengan jelas adanya satu berita yang transparan untuk menangkal berita-berita Hoax,” imbuhnya.

Ia menambahkan, misalnya kasus pedagang di Pasar yang positif dan juga masyarakat sudah beberapa waktu berita ini tetapi baru muncul di Koran dan masyarakat nantinya punya rasa takut pastinya ingin datang ke Pasar untuk membeli kebutuhan makan minum juga takut.

“Harus lebih cepat informasi, setiap hari harus memberi informasi pada waktu yang tepat sehingga dapat disampaikan kepada publik lewat media, entah itu cetak atau elektronik,” paparnya.

Menurut Uskup, berita-berita yang disampaikan adalah benar karena sudah dikonfirmasi dengan pihak-pihak terkait, dan juga ada koordinasi dengan gugus tugas dengan gugus tugas Kabupaten Kota. “Setiap jam tertentu harus mendapatkan berita yang benar dari satu sumber dari gugus tugas,” ucap Uskup Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.Sc

Dia menegaskan,Gugus Tugas harus bersatu dengan Gugus Tugas Kabupaten Kota, masyarakat takut dengan corona namun anak-anak muda masih sampai berkumpul misalnya di depan keuskupan masih ada anak-anak muda yang sampai tengah malam kumpul tepatnya di Aul Xaverius bahkan anak-anak ini mau mengadakan balap  masih ada kerumunan sampai sekrang .

“Gugus tugas harus libatkan TNI dan Polri bahkan Satpol-PP untuk melakukan pengawasan setiap sudut Kota dan seharusnya berani memberikan sanksi kepada mereka,” kata Uskup.

Ia berharap,jika ada masyakat yang sudah sembuh karena virus corona harus diberikan edukasi jangan mereka dikucilkan dan di tolak di masyarakat tetapi mereka harus diisambut karena mereka telah berjuang dalam kesakitan mereka.

“dengan adanya virus corona memperkuaat solidaritas kita dan kemanusiaan kita ,memperkuat persatuan dan kesatuan kita orang Maluku .jangan hilang budaya kita Pela Gandong,” tutupnya.(Mg-5)