NAMLEA, Siwalimanews – Pasca ditinggalkan aparat keamanan sejak tanggal 23 April lalu, tambang emas Gunung Botak ramai ditambang oleh penambang ilegal.

Penambang ilegal melakukan aktivitas secara tertutup karena tidak diawasi oleh aparat keamanan. Puluhan tenda berdiri dan penambang hilir mudik melakukan aksi penambangan secara bebas.

Disebutkan juga, info dari masyarakat bahwa ada cukong besar yang bermain di tambang ilegal gunung botak dengan menggunakan mesin dompeng yang dibacking oleh oknum.

Membuktikan laporan pamen polisi ini, Siwalima juga mendapat beberapa potongan video yang diambil menggunakan kamera handphone secara sembunyi-sembunyi pada siang dan malam hari di lokasi Gunung Botak.

Dari bukti-bukti ini mengung­kap fakta, kalau di Gunung Botak telah ada aktivitas Penambangan Tanpa Izin (PETI) paska aparat ditarik tanggal 23 April lalu.

Baca Juga: Lantamal IX Latih Evakuasi Medis Laut Bagi Mahasiswa

“Gunung Botak semakin ramai setelah ada upacara adat awal Mei lalu. Mereka masuk ke GB tanpa restu ahli waris pemilik lahan yang sah, dan ada oknum adat yang diduga mensuport aktifitas ilegal ini ,”ungkap Ibrahim Wael, salah satu tokoh di Petuanan Kayeli ketika dikon­firmasi Siwalima, Sabtu (22/5)

Ibrahim menyebut beberapa nama oknum di masyarakat yang terlibat sebagai backing aktivitas domping di Gunung Botak.

Beberapa sumber terpercaya dihubungi terpisah mengingkapkan, akibat sebulan terakhir ini ada aktifitas, menyebabkan sejumlah cukong tambang juga yang ikut menjadi pemain besar di tembak larut dan dompeng.

Bahkan ada pula yang mulai mengoperasikan rendaman di Gunung Botak dan Jalur D, Dusun Wamsait. Tidak hanya itu, ada berapa buah tong dan tromol untuk mengolah emas, telah dioperasikan oleh cukong tambang.

Ada juga yang beroperasi di Dusun Wamsait, Desa Dafa, Unit 17, Dusun Tanah Merah, hingga di Desa Wabloy dalam mengolah emas ini mereka menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti asam sianida (CN) dan lain-lain, termasuk merkuri yang diam-diam diperjual-belikan di pasar gelap.

Kapolres Pulau Buru, AKBP Egia Febri Kusumawiatmaja yang ditanya wartawan di sela-sela sertijab, Sabtu (22/5), tidak menyangkal kalau kini sudah ada aktivitas penambang di Gunung Botak pihaknya mengalami kesulitan.

“Kalau penertiban tiap hari berat buat kami. Terus terang, tetapi langkah penertiban ini harus kita lakukan terus menerus,” kata Kusumawiatmaja.

Agar bisa menangkap basah aktivitas penambang dan penindakan secara hukum, penertiban tidak dilakukan secara terang-terangan.

Disadari juga, bila ada polisi bergerak ke Gunung Botak secara konvoi, maka akan diketahui, dan penambang duluan kabur sebelum tertangkap.

“Paling tidak kita akan mengimbangi dengan lakukan penertiban agar lingkungan tidak rusak,” jelasnya

Menyentil sampai ditariknya aparat Polri dan TNI yang berjaga di tambang disebutkannya karena ada beberapa kenda.

“Sekarang dalam pembahasan, Insya Allah akan kita tempatkan lagi aparat di gunung botak,” ucapnya. (S-31)