AMBON, Siwalimanews – Sopir angkutan kota yang tergabung dalam Asosiasi Sopir Angkot (ASKA) Kota Ambon, kembali menggelar aksi mogok, Selasa, (12/11). Ini merupakan aksi lanjutan dari aksi sebelumnya yang berpusat di Kantor Gubernur Maluku.

Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Provinsi Maluku untuk tegas terhadap pengoperasian transportasi online jenis Maxim.

Dalam aksi kali ini, masa aksi berpusat pada empat titik di Kota Ambon, yakni di Kecamatan Nusaniwe, tepatnya di pertigaan Batu Gantung, Waihaong hingga depan Masjid Al-Fatah. Kemudian di Kecamatan Sirimua, meliputi Karang Panjang, Batu Merah dan Tanah Tinggi.

Selanjutnya, di Kecamtan Baguala, meliputi kawasan ACC hingga mata Passo dan pada lokasi Kecamatan Teluk Ambon di Bundaran Poka.

Pantauan Siwalimanews dibeberapa titik, seperti di kawasan Batu Gantung, dimana aksi  mulai sekitar pukul 10.30 WIT.

Baca Juga: Sahertian: Belanja Operasional Kuras Anggaran OPD

Terlihat puluhan sopir angkot turun ke jalan. Demikian pula di kawasan, Masjid Raya Al-Fatah Ambon, terlihat para sopir menghentikan sesama rekan sopir lainnya yang terlihat masih beroperasi untuk  menurunkan dan mengikuti aksi tersebut. Aksi para sopir ini turut dikawal oleh aparat kepolisian.

Ketua Tim Supir Angkot Kuda Mati Ongen Hahua mengaku, aksi yang dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Pemprov Maluku terkait belum dilakukannya regulasi serta penetapan tarif bagi maxim.

Aksi ini berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 1998 dan menimbang seluruh rangkaian dan upaya ASKA yang berhubungan langsung kepada seluruh pemilik kendaraan dan sesuai hasil koordinasi pengurus ASKA dan DPC Organda Kota Ambon.

“Ini sudah dibahas tiga tahun lalu. Hanya belum penetapan tarif dan regulasi. Kota Ambon sudah koordinasi, dan jawaban mereka akan bentuk tim, tapi hingga saat ini belum,” ujarnya.

Ditempat yang sama Kapolsek Nusaniwe Iptju Jhon Anakota yang berada di loaksi aksi mengaku, akan menyampaikan tuntutan aksi ini ke pihak berwenang.

“Kami akan sampaikan, dan terpenting mari kita jaga Kamtibmas di kecamatan Nusaniwe yang aman. Nuniwe sudah kondusif mari kita jaga stabilitas di Nusaniwe,” pinta kapolsesk.

Akibat dari aksi para sopir angkot ini, menyebabkan para penumpang terutama anak-anaks ekolah harus pulang berjalan kaki.(S-25)