AMBON, Siwalimanews – Jemaat Bukit Pengharapan Latuhalat (BPL) resmi menjadi satu jemaat yang definitif dan mandiri setelah pada, Minggu (29/5) resmi dimekarkan dari Jemaat GPM Latuhalat sebagai jemaat induk.

Prosesi pemekaran dan pelembagaan jemaat BPL ini diawali dengan ibadah yang digelar di Gedung Gereja Peniel yang dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Latuhalat Pendeta A Papasoka.

Kemudian dilanjutkan degan pembacaan akta pemekaran dan pelembagaan oleh Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaittela, serta pembacaan surat keputusan pemekaran dan pelembagaan oleh Sekretaris Umum MPH Sinode Pendeta Izhak Sapulette.

Setelah itu dilanjutkan dengan pelantikan majelis dan Ketua Majelis Jemaat Pendeta F Lasatira, sekaligus penandatanganan prasasti pemekaran serta penandatanganan berita acara pemekaran oleh kedua ketua majelis jemaat, dan dilanjutkan dengan prosesi penghantaran sakramen kudus oleh majelis dan Ketua Majelis Jemaat GPM Latuhalat dari Gedung Gereja Pniel menuju ke Gedung Gereja Elpido Jemaat GPM Bukit Pengharapan Latuhalat.

Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutannya di acara tersebut mengatakan, pemekaran dan pelembagaan jemaat BPL merupakan bukti dari meningkatkan kualitas pelayanan bagi umat kedepan

Baca Juga: Hurasan: Maskapai Penerbangan Harus Beri Pelayanan Terbaik bagi CJH 

“Dengan meningkatnya kualitas pelayanan bagi umat, maka tentunya akan turut berpengaruh positif pada peningkatan spritualitas warga Kota Ambon. Hal ini sejalan dengan visi pemkot kedepan, yakni masyarakat yang harmonis sejahtera dan religius,” ujar walikota.

Menurutnya, perjalanan panjang jemaat GPM Latuhalat hingga sampai pada pemekaran dan pelembagaan ini telah melewati bagitu banyak pergumulan, tapi yakinlah bahwa semua ini tidak ada yang kebetulan, sebab semua telah dirancangkan dengan baik oleh Tuhan, dan harus percaya, bahwa rancangannya adalah rancangan damai sejahtera bagi seluruh umatNya.

Dalam proses syukur dan kasih serta pernyataan Tuhan bagi jemaat Latuhalat, walikota mengajak seluruh warga gereja dan Kota Ambon untuk mendukung serta mensukseskan seluruh program kerja dan agenda-agenda pemkot, baik dibidang pembangunan, pelayanan publik, maupun pelaksanaan pemerintahan yang akan terus dilaksanakan.

“Saya mengucap syukur karena sejak dilantik oleh gubernur sebagai penjabat walikota, beberapa hal telah coba kami lakukan, karena itu kami tetap memohon dukungan, dan kerjasama dari seluruh warga kota agar kita dapat benahi Ambon agar lebih baik lagi kedepan,” ucapnya.

Walikota juga mengajak warga kota untuk selalu tingkatkan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama, sebab kemajuan di kota ini sangat ditentukan oleh keharmonisan dan toleransi yang  kuat diantara sesama orang basudara.

Selain itu, hindarilah berbagai gesekan sosial yang mengarah pada kehancuran persekutuan hidup orang basudara di kota ini, karena itu akan berdampak bagi persekutuan masyarakat seluruhnya di Kota Ambon.

“Mari bersikap bijaksana dalam mencermati informasi dari medsos, jangan terpancing untuk menyebarkan berita-berita yang belum diyakini kebenarannya, jaga diri, keluarga dan jemaat kita masing-masing untuk hidup damai dengan semua orang,” ajaknya.

Ditempat yang sama Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elivas Maspaittela juga mengajak warga GPM untuk mendukung penjabat walikota dalam menjalankan tugas pelayanannya dan gereja wajib mendoakannya serta wajib mendukung seluruh tugasnya dan kebijakannya.

“Pak Walikota ini warga GPM jadi kita wajib mendoakan serta mendukung tugas-tugasnya serta seluruh kebijakannya,” ucap Maspaittela.

Maspaittela juga bersyukur karena oleh pertolongan Allah yang telah memberkati tugas para pelayan GPM yang melayani 140 tahun di jemaat GPM Latuhalat dan hari ini memberikan berkat pertumbuhan atas pelembagaan jemaat Bukit Pengharapan Latuhalat.

“Jemaat ini bernama Bukit Pengharapan Latuhalat (BPL), saya harus menundukan nomenklatur gerejenya supaya jangan kita sebut Bukit Pengharapan lalu melepaskan Latuhalat, karena esensi jemaat ini hakekatnya adalah Latuhalatnya,” tandasnya.

“Atas nama Gereja kami ucap sykur kepada para penatua dan diaken dan para pendeta yang melayani jemaat diperiode covid-19, karena justru dalam situasi itulah saudara-sudara telah menyiapkan seluruh proses sampai pada pelembagaan jemaat dihari ini, Tuhan sajalah yang memberkati bapak dan ibu semua,” tambahnya.

Maspaittela juga minta agar pelihara kekompakan dan persaudaraan di Latuhalat, untuk itu kepada pemerintah negeri diharapkan kedepan kerjasama ini semakin erat dibangun.

Pasalnya, kedepan jasirah semenanjung Nusaniwe akan dikembangkan sekaligus mempertahankan corak dan ciri khas Ambon, karena itu warga jemaat diminta untuk berdoa agar corak dan ciri khas ini tetap ada di jazirah ini.

“Saya yakin, bahwa itu juga adalah corak GPM kita di Kota Ambon dan itu musti ada di wilayah ini,” tandasnya.

Kepada Ketua Klasis Pulau Ambon dan MPK Mapaittela minta agra pendampinagn terhadap jemaat BPL terus dilakukan agar jemaat ini semakin hari semakin bertumbuh dalamm kasih karunia Tuhan .

Maspaittela juga mengaku, setidaknya diakhir massa sinode ini, mereka sudah dapat menyaksikan, bahwa apa yang tumbuh hari ini betul-betul menjadi pilihan hidup, dan Jemaat BPL kini menjadi jemaat GPM yang mandiri.

“Tuhan selalu memberkati jemaat BPL atas seluruh kebaktian dan pembinaan umat, pelayanan sakramen, tugas-tugas bergereja, pemberitaan injil yang akan berlangsung semenjak hari ini di jemaat sampai selama-lamanya. Tuhan berkati jemaat GPM Latuhalat yang telah melaksanakan seluruh tugas bergereja dan sudah melahirkan jemaat BPL sebagai wujud pertumbuhan,” cetusnya.

Sebelumnya Ketua Tim Pemekaran dan Pelembagaan L F Lekatompessy dalam laporannya menjelaskan, tim ini terbentuk berdasarkan hasil pertemuan Majelis Jemaat GPM Latuhalat pada 10 dan 17 Maret 2022. Sementara pemekaran dan pelembagaan jemaat BPL berdasarkan hasil persidangan jemaat GPM Latuhalat ke-37 tahun 2021.

“Kita panitia dibentuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan proses pemekaran dan pelembagaan. Sedangkan untuk angggarannya berasal dari kas Jemaat GPM Latuhalat serta sumbangan dari berbagai pihak yang ada di jemaat dan sekitarnya,” jelasnya.

Pada kesmepatan itu juga Lekatompessy beraharp, kepada para tamu dan undangan yang hadir dalam acara itu, untuk membantu warga jemaat BPL yang sementara menbangun sebuah gereja yang parmanen.

“Kami juga mohon uluran tangan dari bapak ibu yang hadir hari ini, dapat membantu menyelesaikan pembangunan gereja kami, dan atas bantuannya kami ucapkan terimakasih,’ pungkanya.(S-06)