AMBON, Siwalimanews – Kendati Musda Golkar Kota Ambon ditunda pelaksanaannya 5 September 2020 mendatang atas permintaan lisan Ketua DPD II Kota Ambon, Richard Louhenapessy, tapi hal itu tidak merubah sikap pe­milik suara dari lima kecamatan ter­masuk organisasi sayap, pen­diri dan lainnya dari parta berlam­bang beringin itu.

Penundaan ini tidak akan mem­buat perubahan konstalasi suara, khususnya pada lima kecamatan yang merupakan bagian dari 11 pemilik suara berdasarkan Julkak 02 tahun 2020 pasal 49 ayat (1) poin A, B dan C untuk mendukung Max Siahay.

Ketua Partai Golkar Kecamatan Teluk Ambon, Pemmy Souissa ke­pada Siwalima, Senin (31/8) me­ngakui pihaknya tidak mengetahui alasan yang pasti terkait dengan penundaan musda, sebab penun­daan musda bukan hal yang baru karena awalnya musda direnca­nakan digelar tanggal 29 Agustus dan mengalami penundaan pada 31 Agustus 2020.

“Kalau saya tidak tahu ini ala­sannya apa soalnya awalnya mus­da rencananya tanggal 29, lalu ditunda lagi 31 Agustus. Tetapi saya  belum mendapatkan informasi kenapa sampai musda ini ditunda lagi,” ungkap Pemmy.

Pemmy menegaskan, penun­daan musda tidak akan mengubah keputusan Golkar Teluk Ambon untuk memberikan dukungan kepada Max Siahay, walaupun ada lobi-lobi politik dengan tujuan untuk memenangkan salah satu calon.

Baca Juga: KPU Bursel Persiapkan Pendaftaran dan Pemeriksaan Kesehatan Balon

“Yang jelas selaku Ketua Keca­matan Teluk Ambon sesuai dengan hasil rapat pleno kecamatan itu kita mendukung Max Siahay sebagai ketua DPD Golkar Kota Ambon,” ujar Pemmy.

Souissa menjelaskan alasan Golkar Teluk Ambon mendukung Max Siahay karena kader partai Max Siahay merupakan sosok pekerja keras di lapangan baik dalam pemilu legislatif, pilkada gubernur dan walikota, sehingga pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan oleh Partai Golkar Kota Ambon kedepan.

Senada dengan Souissa, Ketua Partai Golkar Kecamatan Leitimur Selatan Susana Hehareuw kepada Siwalima, mengungkapkan, penundaan musda disebabkan Kota Ambon yang saat ini memasuki masa PSBB transisi IV yang mana tidak elok jika Ketua DPD Golkar Kota Ambon yang juga Walikota membuka kegiatan dimaksud.

“Kalau menurut saya, penundaan ini karena Ketua DPD Kota Ambon itu juga Walikota dan dalam situasi PSBB, tidak mungkin beliau membuka musda,” ujarnya.

Kendati musda ditunda, namun Hehareuw menegaskan jika dukungan suara Golkar Kecamatan Leitimur Selatan kepada calon Max Siahay tidak akan mengalami perubahan.

“Menyangkut komitmen banyak hal yang dikaji jadi untuk Nusaniwe kita  komitmen untuk apa yang sudah ditetapkan yaitu mendukung pak Max dan tidak akan terpengaruh dengan lobi manapun,” tegasnya.

Begitupun dengan Ketua Kecamatan Nusaniwe, Marlen Nikijuluw yang menegaskan kalau Musda itu sesuai dengan permintaan lisan Ketua DPD Golkar Kota Ambon, tetapi sampai sekarang pihaknya tidak mengetahui alasan penundaan.

“Yang pasti, tidak ada rekayasa untuk pemenangan salah satu kandidat, karena bagi Partai Golkar Kecamatan Nusaniwe, tetap berpegang pada komitmen untuk mendukung Max Siahay. Kalaupun ada loby-loby, Golkar Nunsaniwe tetap konsisten dukung Max,” pungkas Nikijuluw.

Sementara itu, Ketua organisasi Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Hengky Hiskia kepada Siwalima, menegaskan penundaan musda sesuai dengan surat yang diterima dari DPD Partai Golkar Maluku dengan alasan permintaan secara lisan dari Ketua DPD Golkar Kota Ambon.

“Penundaan musda sesuai surat DPD I dengan alasan secara lisan dari Ketua Kota Ambon,” kata Hiskia.

Hiskia mengaskan walaupun penundaan musda dilakukan tetapi suara dari AMPG tetap solid untuk mendukung calon Max Siahay, meskipun ada lobi-lobi politik yang dibangun untuk calon tertentu.

Selain itu, dukungan suara yang diberikan sudah dilakukan verifikasi faktual oleh tim verifikasi, sehingga tidak dapat diganggu gugat dengan tekanan apapun, apalagi sudah memenuhi dukungan suara 30 persen. (Cr-2)