NAMLEA, Siwalimanews – Sekda Kabupaten Buru, Ilyas Bin Hamid minta agar peserta pelatihan pemandu wisata alam selam tetap menerapkan protokol kesehatan.

Hal itu diingatkan Sekda Buru, saat mewakili Bupati membuka pelatihan pemandu wisata selam di Pantai Jikumerasa,  Selasa (27/10).

Sekda menyinggung tentang bencana beruntun yang menimpa Maluku, yang diawali dengan adanya bencana gempa pada 2019 Silam. Kemudian disusul menyebarnya pandemi virus corona pada tahun 2020 yang berdampak sangat besar pada semua sektor di Kabupaten Buru, termasuk sektor pariwisata.

Mengingat adanya pandemi covid 19, maka  penyelenggaraan pelatihan telah memperoleh rekomendasi dari satgas penanganan covid-19. Olehnya itu metode pelatihan pada kesempatan ini menerapkan disiplin dan penegakan protokol kesehatan.

Pariwisata merupakan salah satu pilar utama penopang kemajuan pembangunan di Buru, sehingga sektor ini menjadi salah satu prioritas pembangunan selain sektor pertanian.

Baca Juga: Sektor Pariwisata Tingkatkan Perekonomian Daerah

“Kalau bangun sektor pariwisata dimasa pandemi merupakan tantangan yang besar untuk kita semua. Kita butuh program-program strategis dari Dinas Pariwisata serta intervensi leading sektor yang terkait,” ucapnya.

Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM pelaku pariwisata merupakan salah satu kegiatan strategis yang harus ditingkatkan sebagai pendukung percepatan pembangunan pariwisata di Kabupaten Buru.

Pelatihan ini penting dilakukan, sebab pemandu wisata merupakan ujung tombak industri pariwisata, ia seperti kompas yang mengarahkan para wisatawan saat melakukan wisata ke suatu tempat.

“Pelatihan ini diharapkan memberi pemahaman utuh kepada seluruh peserta pelatihan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan aktivitas dalam pengembangan kepariwisataan, khusnya wisata selam agar menjadi aktivitas wisata yang digemari,” ucapnya.

Ia juga mengharapkan agar kegiatan ini dapat  meningkatkan SDM pariwisata yang profesional untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik destinasi.

Untuk diketahui dalam pelatihan  ini, panitia penyelenggara sendiri menyediakan masker bagi seluruh undangan dan peserta, sehingga semua wajib menggunakan masker. Panitia juga menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer di arena kegiatan serta menerapkan pengaturan jarak saat pelatihan.

Selain itu panitia juga melakukan pengukuran suhu tubuh di setiap pintu masuk, baik bagi panitia pelaksana, maupun peserta pelatihan serta membatasi jam pelatihan setiap hari, juga tidak jabat tangan secara langsung tapi mempergunakan salam corona.

Peralatan selam dilakukan juga tyak luput dari penyemprotan disinfektan baik sebelum maupun sesudah memakainya. Selanjutnya jika ada panitia atau peserta yang melanggar protokol kesehatan akan dikeluarkan dari tempat pelatihan. (S-31)