AMBON, Siwalimanews – Untuk menyambut hari raya Nyepi atau Tahun baru Saka 1943, umat Hindu di Kota Ambon menggelar upacara Melasti di Pantai Batu Capeu, di kawasan Taman Makmur, Kecamatan Nusaniwe, Sabtu(13/3).

Pelaksanaan upacara Melasti yang diikuti umat Hindu se-Kota Ambon ini dipimpin oleh pedanda atau pendeta Hindu Ketut Wiarte.

“Dengan adanya situasi pandemi saat ini, maka umat Hindu membatasi perayaan Nyepi. Kkali ini hanya dilakukan secara sederhana dengan membatasi umat yang datang,” Ungkap Ketua PHDI Maluku I Wayan Sutapa, kepada Siwalimanews disela-sela upacara tersebut.

Dijelaskan, tujuan dilakukannya upacara Melasti ini untuk umat Hindu, yakni untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Tapa Bratha Penyepian.

“Melasti tahun ini kita laksanakan untuk perayaan Nyepi 1943 Saka. Tidak melibatkan umat yang banyak, karena pertimbangan pandemi covid-19, namun esensi tetap kita laksanakan dalam rangka membersihkan semua peralatan, semua paratimpa untuk proses persembayangan,” jelasnya.

Baca Juga: Menkumham Ingatkan Andap Jangan Jadi Bos

Makna dari Melasti ini kata Sutapa, adalah bagaimana secara nyata, membersihkan diri atau peralatan untuk proses penyepian besok hari untuk catur penyepian. Nantinya, usai upacara Melasti ini, akan dilanjutkan dengan tawur agung, atau proses pembersihan Buane Agung.

” Hari ini kita akan melanjutkan proses tawur agung, yakni proses pembersihan Buane Agung atau alam semesta, sebab kita berharap alam semesta juga harus bersih, sehingga besok Nyepi selain bersih diri alat sembayang juga alam bersih, dan kita berharap proses mecaru juga bisa menyudahi pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Dijelaskan, Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, dimaknai sebagai proses perenungan diri. Dimana melalui serangkaian spiritual, umat Hindu melakukan pengendalian diri, memuja, dan mengharapkan kedamaian.

Dengan demikian, tata cara masyarakat merayakan Nyepi, sejatinya merupakan sebuah momen refleksi diri dan meditasi untuk diri sendiri, orang lain, dan alam. (S-51)