AMBON, Siwalimanews – Rumah Sakit Umum Daerah dr M Haulussy mengeluhkan, minimnya ventilator atau alat bantu pernafasan yang diperuntukan untuk menangani pasien covid-19.

Hal ini diungkapkan Direktur RSUD Haulussy, Ritha Tahitu saat pimpinan DPRD Provinsi Maluku, Selasa (28/4) melakukan kunjungan kerja di RSUD Haulussy, sebagai salah satu rumah sakit rujukan dalam rangka melihat proses pelayanan serta fasilitas yang tersedia dalam penanganan covid-19.

Didepan pimpinan DPRD Maluku yang dipimpin Ketua DPRD, Lucky Wattimury bersama tiga Wakil Ketua, Richard Rahakbauw, Melkias Saerdekut dan Aziz Sangkala, serta Sekretaris DPRD Maluku, Boedewin Wattimena, Taihutu menjelaskan, alat ventilator sangat penting, dimana RSUD Haulussy baru memiliki dua alat ventilator, sementara yang dibutuhkan enam, sehingga hal ini menjadi kendala.

“Sejauh ini kekurangan-kekurangan yang ada berkaitan dengan masker N-95, yang diperuntukan bagi medis. Karena penggunaan masker hanya sekali mengakibatkan kebutuhan masker menjadi sangat sulit. Ventilator atau alat bantu pernafasan yang minim juga menjadi kendala,” ujarnya.

Dikatakan, pihak RSUD Haulussy telah meminta bantuan alat ventilator dari Kementerian Kesehatan namun belum diberikan.

Baca Juga: BMW Berbagi Kasih Bersama Jemaat GPM Eirene & Syalom

“Kalau ventilator itu hanya ada dua alat. Kami sementara meminta ke kementerian kesehatan tetapi belum dapat, tetapi PT Hasrat Abadi sudah menjanjikan satu unit ventilator,” katanya.

Dijelaskan, semestinya alat ventilator atau alat bantu pernapasan harus seimbang dengan tempat tidur bagi pasien covid-19. Jika tidak, maka akan menimbulkkan masalah.

Masalah lain yang disampaikan Taihutu berkaitan dengan sarana transportasi bagi tenaga medis yang merawat pasien Covid-19. Dia meminta agar bagi para petugas yang merawat pasien Covid-19 disediakan satu unit bus untuk antar jemput.

Taihutu menambahkan, terkait dengan kebijakan mengusulkan PSBB yang berlaku di Kota Ambon, dari segi pelayanan medis juga perlu diperhatikan seperti, menyiapkan penginapan yang khusus ditempati oleh perawat Covid-19, agar tidak terkontaminasi dengan keluarga.

Menanggapi berbagai keluhan yang disampaikan oleh Direktur RSUD Haulussy, Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury menjelaskan, pihaknya sudah melihat secara langsung fasilitas penanganan Covid-19 seperti, ruang isolasi dan sebagainya.

Dari segi fasilitas peralatan didalam ruang isolasi, katanya,  terdapat  dua buah ventilator beserta enam tempat tidur bagi pasien Covid-19, serta bangsal yang diperuntukan bagi pasien Covid-19.

“Tadi kami masuk ke ruang isolasi karena memang ruangan ini belum ditempati oleh pasien Covid-19,” tutur Wattimury kepada sejumlah wartawan usai kunjungan tersebut.

Lanjut Lucky, pihak DPRD telah berdiskusi banyak dengan pimpinan RSUD Haulussy dan telah disampaikan kekurangan-kekurangan yang ada di RSUD berkitan dengan penanganan Covid-19, sehingga pimpinan dewan telah meminta kepada direktur untuk membuat daftar rincian kebutuhan, dan diserahkan ke DPRD untuk selanjutnya dibicara bersama Pemprov Maluku.

Atas usulan penyediaan penginap ini, Wattimury mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk kebutuhan tempat tinggal selama penangan Covid-19 bagi tenaga medis, apalagi ada tenaga medis yang tinggal di luar Kota Ambon seperti di Suli yang harus diperhatikan.

“Saya kira soal penginapan itu bagus, nanti kami akan bicarakan dengan pemda,” tambah Lucky.

Melihat kondisi yang ada di RSUD, maka ketua dewan dan Direktur RSUD sepakat untuk meminta masyarakat menaati semua aturan yang ada, berkaitan dengan jaga jarak, jauhi tempat keramaian, sering cuci tangan serta tidak keluar rumah jika keperluan tidak mendesak. (Mg-4)