AMBON, Siwalimanews – Sekretaris Komisi III DPRD Maluku, Rofiq Afifudin memberikan apresiasi kepada pihak Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease untuk mengusut kelangkaan minyak tanah (Mitan), yang terjadi di Kota Ambon dan sekitarnya, akhirakhir ini.

“Memang langkah seperti ini harus segera dilakukan karena membantu masyarakat dalam mengusut masalah kelangkaan mitan ini sehingga kita juga dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadi kelangkaan di kota ini,” ujarnya, kepada wartawan, di Baileo Rakyat Karang Panjang, Rabu (13/1).

Politisi PPP ini mengaku heran, kelangkaan mitan sering terjadi setiap memasuki awal tahun, sehingga bantuan dari kepolisian untuk menyelidiki masalah ini diharapkan bisa dilakukan dengan baik.

“Kita berharap, DPRD Kota Ambon juga dapat mengambil langkah untuk memanggil pihak Pertamina untuk menanyakan secara langsung apa yang menjadi kendala sehingga minyak di Kota Ambon mengalami kelangkaan,” katanya.

Mantan anggota DPRD Kota Ambon ini juga berjanji, pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait jika kelangkaan mitan ini terus terjadi.

Baca Juga: Tabela: Stok Mitan di Aru Aman

“Kalau nantinya kelangkaanmitan ini terus terjadi maka kami  akan mengagendakan pemanggilan terhadap pihakpihak terkait untuk membahas masalah kelangkaan mitan,” cetusnya.

Sebelumnya, Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease saat ini sementara mencari data pasti penyebab kelangkaan minyak tanah di Kota Ambon.

Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes Leo Surya Nugraha Simatupang,mengerahkan personelnya untuk melakukan penyelidikan.

“Saat ini personelnya sudah berada di lapangan dan sementara mencari data pasti penyebab kelangkaan mitan yang merupakan BBM bersubsidi. Jajaran intel sudah diturunkan untuk mencari informasi dan info terakhir saat ini harga minyak sudah kembali normal,” ungkap Kapolresta, kepada wartawan, di Malpolresta, Selasa (12/1).

Sebelumnya, sudah satu pekan, kelangkaan minyak tanah terjadi di Kota Ambon. Akibatnya, warga kesulitan memperoleh minyak tanah. Jika ada pun, pembelian dibatasi hanya lima liter per orang dengan harga mencapai Rp 4.000 per liter. Harga ini jauh diatas harga eceran tertinggi sebesar Rp 3.200 per liter.

Kelangkaan minyak tanah terjadi karena pasokan minyak tanah dari para agen ke pangkalan yang minim. Distribusi kuota dari Pertamina ke sejumlah agen tidak sesuai dengan permintaan. Kondisi ini membuat sejumlah pangkalan minyak tanah menerapkan sistim distribusi ke pengecer dengan sangat ketat.

Pada kondisi normal, setiap pangkalan mendapat jatah 10 drum. Namun, saat ini, mereka hanya menerima lima hingga enam drum berkapasitas masing-masing 200 liter. Akibatnya, harga minyak tanah melonjak menjadi Rp 4000 per liternya.

Penyelidikan yang dilakukan pihak Polresta Ambon ini, sesuai dengan perintah Kapolda Maluku Irjen Refdi Andri. Pasalnya, kelangkaan minyak tanah ini membuat warga Kota Ambon kesal. Mereka mengeluhkan kinerja Pertamina yang dinilai tak becus mengontrol para agen. Bahkan dikalangan masyarakat merebak dugaan minyak tanah menghilang karena permainan harga ditingkat agen. (S-51)