AMBON, Siwalimanews – Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) mengirim 17 tenaga relawan ke Kabupaten SBT, MBD dan Sula, Taliabu-Maluku Utara.

Enam orang relawan ditempatkan di Sula Taliabu, enam orang ditem­patkan di SBT dan lima orang ditempatkan di Wetar kabupaten MBD.

“Mereka akan bertugas selama 3 bulan kemudian di evaluasi. Apakah 3 bulan saja, ataukah 6 bulan kede­pannya,”jelas Ketua Umum AM­GPM, Eky Saerdekut, dalam sam­butannya, disela-sela pengutusan relawan mengajar dan relawan kese­hatan, yang berlangsung di Gedung AMGPM, di Ambon, Minggu (21/8).

Dia mengaku, pengutusan rela­wan ini dilaksanakan baru dapat direalisasikan Agustus ini dan akan mulai dilaksanakan tugas terhitung September 2022 mendatang.

“Namanya organisasi, segala upaya dilakukan terlebih dahulu, setelah semuanya rampung, baru dilaksanakan September nanti. Dan hari ini, acara pengutusannya sudah dilakukan, mengingat kondisi cuaca, sehingga untuk Wetar-MBD, itu direncanakan berangkat Senin besok,” jelasnya.

Baca Juga: 2 Personel Korem 151 Binaiya Purna Tugas

Dia berharap, kedepannya, akan ada penambahan tenaga relawan, agar lebih banyak daerah yang akan bersentuhan langsung dengan program dari AMGPM ini.

“Sebenarnya ini tahun kedua. Tahun pertama di 2021, itu hanya satu tim di kirim ke Dobo dan tahun ini, kita bisa di tiga daerah. Mudah-mudahan, kedepan, bisa meramba ke daerah lain,” harapnya.

Dijelaskan untuk tenaga pengajar, sudah dikoordinasikan dengan klasis dan pengurus daerah, mereka akan diperbantukan di sekolah-sekolah. Demikian juga dengan tenaga kesehatan.

Semua kegiatan yang dilaksa­nakan di tempat tugas, dirinya meminta agar saling berkoordinasi, agar semuanya ada dalam kontrol.

Terkait dengan partisipasi pe­me­rintah daerah, ia mengatakan, sejauh ini,  belum ada kerja sama dengan pemerintah.

“Program ini murni oleh AM­GPM,” tegasnya.

Terkait dengan ketersediaan te­naga pengajar maupun kesehatan, sebagai wakil rakyat, ia menga­takan, bahwa persoalan yang terjadi saat ini, bukan soal jumlah, tetapi soal distribusi, pemerataan dan keseim­bangan tenaga-tenaga itu sendiri.

“Jadi dalam hal ini dibutuhkan pemetaan, agar diketahui daerah-daerah mana yang masih membu­tuhkan. Selain itu, soal tenaga-tenaga itu, pendidik dan ke­sehatan, diharapkan tidak terhalangi soal batas-batas administrasi,” ujarnya.

Diketahui, pada pengutusan itu, eky juga penyematan rompi relawan, yang diwakilkan kepada empat orang yang akan diberangkatkan ke Wetar. Sementara untuk Relawan SBT dan Sula Taliabu, telah diberangkatkan lebih dulu dan mereka mengikuti acara serimonial itu secara virtual. (S-25)